RIAU ONLINE, PEKANBARU - HS (22), pelaku perusakan bendera dan atribut Partai Demokrat yang ditangkap kader serta warga lalu diserahkan ke Polresta Pekanbaru, merupakan tulang punggung ekonomi keluarga.
Orangtua HS, Hermanto (58) menceritakan bagaimana di malam hari jelang anaknya tertangkap tangan merusak bendera dan atribut Partai Demokrat, pamit ke dirinya.
Saat pamit itu, cerita Hermanto, usai konferensi pers dilakukan di Mapolda Riau, jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Senin, 17 Desember 2018, ada teman HS bernama Dika menawarkan pekerjaan malam tersebut.
Baca Juga:
Unik, Polisi Tetapkan 1 Tersangka Perusak Atribut Demokrat, PDIP Malah 2 Tersangka
Walau Dibayar, Perusak Bendera Partai Demokrat Belum Terima Rp 150 Ribu
"Temannya bilang ada kerja. Dibayar Rp 150 ribu. Dia pamit dan pergi malam itu," ujarnya tanpa tahu kemana tujuannya anak berangklat bekerja.
HS ditetapkan tersangka oleh Polisi. Dalam video menjadi viral tersebut, ia mengaku disuruh oleh seseorang bernama Budi Toyo, untuk merusak atribut dan bendera Partai Demokrat.
Hermanto kemudian melanjutkan ceritanya, HS merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Selama ini menjadi tulang punggung keluarga.
Sejak beberapa bulan terakhir, katanya, HS menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. HS satu-satunya anak laki-laki yang tinggal di keluarganya, setelah abang kandungnya, meninggal dunia 2 bulan lalu, HS biasa berjualan rempah dan bumbu dapur di Pasar Cik Puan.
"Saya tidak menyangka anak saya bakal dihadapkan cobaan begini," keluhnya sambil berharap meminta tolong kepada SBY dan Partai Demokrat untuk nasib serta keadilan bagi anaknya.
Di usianya sudah tak lagi muda, Hermanto dan istrinya, Hotniati masih menaruh harapan besar agar anak laki-lakinya itu bisa memperoleh keadilan dari Partai Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua Umumnya.
Ia mengetahui anaknya ditahan, mirisnya, justru dari media sosial, Facebook. Bagi laki-laki yang tinggal di Jalan Duyung, Pekanbaru, mengisahkan, Jumat malam atau beberapa jam sebelum kejadian perusakan, anaknya ditelepon kawannya bernama Dika.
Klik Juga:
Pelaku Sebut Budi Tayo, Ferdinand: Otak Perusakan Ketua Ranting Partai
Wako Firdaus Tak Bereaksi Atas Pengrusakan Atribut Partai, Ini Kata Demokrat
"Anak saya orang baik-baik. Dia tak tau apa-apa soal politik, partai. Ia diajak kawannya (Dika). Hanya disuruh dengan janji duit Rp 150 ribu," ujar Hermanto dengan kata terbata-bata.
Sabtu dinihari usai Salat Subuh, pria bertubuh kurus itu melihat sepeda motor anaknya di rumah. Begitu juga dengan bakul dagangan anaknya biasa ia berdagang di Pasar Cik Puan, Pekanbaru.
Tapi, Hermanto tidak melihat keberadaan HS. "Saya cari ke kamar tidak ada. Lalu saya cari di pasar juga tidak ada," ujarnya.
Baru pada siang hari, ia mengetahui anaknya telah terlibat masalah. Masalah sangat serius. "Saya buka Facebook, tiba-tiba lihat video anak saya dipukuli. Katanya rusak baliho," tuturnya.
Seketika Hermanto langsung ke Polresta Pekanbaru untuk memastikan hal tersebut. Benar saja, sesampainya di kantor polisi, ia melihat anaknya sudah dalam pemeriksaan polisi. Hermanto baru bisa melihat anaknya itu ketika sudah ditahan.
"Saya juga berharap Polisi dapat mengungkap kasus ini secara lengkap. Anak saya hanya disuruh. Ada dalang di atasnya yang harus ditangkap," harapnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id