LAPORAN: SIGIT EKA YUNANDA
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sawit sudah sejak lama menjadi primadona sektor pertanian di Indonesia khususnya di Provinsi Riau. Namun, dalam beberapa waktu terakhir fluktuasi harga sawit sangat luar biasa, sempat berharga cukup mahal mencapai Rp 2000 per kilogram kini bahkan pada titik terendahnya harga sawit bisa mencapai hanya Rp 800 -Rp 600 per kilogram di tataran petani. Hal ini tentu akan menyulitkan khususnya bagi masyarakat yang berharap pada sawit sebagai pemasukan utama.
Menyikapi hal ini tentu alternatif sumber penghasilan harus ditemukan. Banyak sektor lain khususnya bidang pertanian yang sejatinya memiliki nilai ekonomis yang baik bahkan melebihi sawit jika dioptimalkan. Seperti industri Kurma, tumbuhan Palma sejenis sawit, kelapa, salak, maupun enau.
Namun, budidaya kurma bukanlah sesuatu yang populer di tanah air dibanding jenis Palma lain hal ini sebab dianggap kurma membutuhkan iklim tropis untuk dapat tumbuh sebagaimana tempat asalnya di Timur Tengah dan lebih sering tidak berbuah jika ditanam di tempat lain. Namun, ternyata hal tersebut sudah terpecahkan. Terbukti kurma dapat tumbuh di Inggris, Australia, bahkan Thailand.
Kasus kurma yang tumbuh namun tidak berbuah juga sudah diidentifikasi dan diatasi. Umumnya, kurma tidak dapat berbuah sebab dalam satu pohon hanya terdapat satu organ seksual, jantan ataupun betina.
Sehingga membutuhkan proses penyerbukan antar pohon untuk dapat berbuah sehingga jika hanya 1 pohon atau lebih namun berjenis sama tentu tidak akan berbuah namun dengan teknologi yang semakin meningkat dengan pengaplikasian kultur jaringan maka kemungkinan tingkat pohon kurma untuk berbuah semakin tinggi sebab penentuan jantan dan betina bisa dilakukan.
Baca Juga: Kurma Bisa Berbuah di Riau, PT KKI: Satu Pohon Sebanding Sehektar Sawit
Potensi ekonomi kurma juga ternyata sangat besar, untuk harga kurma segar dapat mencapai Rp 300.000 per kg dengan potensi buah mencapai 100 kg setiap pohon setiap tahun.
Selain itu, pasar konsumsi kurma juga sangat potensial. Tercatat konsumsi kurma yang mencapai 130.000 ton/tahun merupakan kurma impor dari Inggris, Australia, maupun Thailand. Selain itu umur produktif kurma yang sangat panjang hingga mencapai 90-100 tahun tentu bernilai investasi luar biasa dibanding sawit yang harus di replanting tiap 30 tahun.
Melihat peluang tersebut PT. Kawasan Kurma Indonesia (KKI) membuka ruang investasi bagi masyarakat Riau untuk bergabung dalam industri kurma. Lahan seluas 200 Hektar telah dikavlingkan dengan ukuran 20x30m untuk ditanami 6 pohon kurma, dan akan dimaksimalkan pengelolaannya melalui koperasi Syariah.
“Satu pohon kurma jika dioptimalkan dengan baik bisa sebanding dengan 1 Hektar sawit keuntungannya, ini adalah peluang investasi yang jarang diirik masyarakat Riau yang masih bergantung pada sawit,”. ujar Manajer Humas PT. KKI, M. Asdedy Wijaya.
Tertarik untuk berinvestasi kurma? Silakan kunjungi booth PT. Kawasan Kurma Indonesia di Riau Expo yang akan dibuka hingga 9 November mendatang atau mengunjungi website PT. KKI di www.ptkki.com.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id