RIAUONLINE, PEKANBARU - Sebelum meninggalkan kursi Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman meninggalkan beban yang cukup besar bagi pemerintah sampai kepada jajarannya.
Empat bulan sebelum mendekati akhir tahun 2018 ini, Pemprov Riau malah mengalami defisit anggaran.
"Di tahun 2018 ini pemerintah provinsi Riau mengalami defisit anggaran," kata sekretaris daerah provinsi Riau, Ahmad Hijazi, Kamis, 16 Agustus 2018.
Bahkan menurut Hijazi, kekurangan anggaran ini merupakan tahun pertama bagi Pemprov Riau. Dan tidak terjadi di pada tahun-tahun sebelumnya.
"Juga ini merupakan tahun pertama kita mengalami defisit anggaran dengan jumlah mendekati hampir Rp 1 triliun," tegasnya.
Tambahnya, kondisi seperti itu diakibatkan karena tidak tercapainya target pendapatan mereka pada tahun 2017.
"Karena tidak tercapainya pendapatan, sehingga menutup di angka Rp 58 miliar. Idealnya berada di angka Rp 1 triliun," jelasnya.
Tambahnya, Meskipun tidak tercapainya pendapatan, pemprov Riau masih memiliki SILPA. Sehingga aliran kas mereka tetap aman dan semakin menambah beban mereka.
Alhasil, pendapatan asli daerah hanya berada di Rp 300 miliar yang masih memiliki sisa perhitungan dana perimbangan yang sampai tahun 2018 ini belum tersalurkan.
"Untuk dana perimbangan itu sekitar Rp 700 an miliar yang berakibat kepada cash flow kita di 2018. Jadi tahun ini merupakan tahun terberat bagi kita," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id