Tak Dapat Restu Ibunda, Dedet Batal ke Senayan

2Wakil-Ketua-DPRD-Riau-Noviwaldy-Jusman.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Restu dari orang tua memang kerap menjadi dilema seseorang untuk meneruskan jenjang karirnya. Hal seperti itulah yang dirasakan oleh Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman.

Berbagai persiapan pun sudah ia lakukan untuk meneruskan jenjang karirnya dalam mengabdi pada masyarakat Riau, yakni maju ke DPR RI di samping partai juga meminta ia untuk 'naik kelas'.

Politisi Demokrat yang juga merupakan tokoh pendiri Partai Demokrat di Riau ini harus mengubur impiannya bersaing di tingkat yang lebih tinggi dikarenakan tidak adanya restu dari ibunda tercintanya.

"Saya sudah bersosialisasi di 49 desa di Riau dalam rangka mempersiapkan diri menuju Senayan, namun pada Ramadan lalu Ibunda saya tidak merestui, sehingga saya akan tetap di DPRD Riau," cerita Ketua Departemen Pengentasan Kemiskinan DPP Demokrat ini kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin, 23 Juli 2018.

Diakui pria yang kerap disapa Dedet ini, ia sangat mencintai ibundanya, terlebih ibundanya merupakan satu-satunya orang tua yang ia miliki saat ini, sehingga keinginan ibunda tidak bisa ia bantah.



"Mengingat beliau sudah berumur dan saya sangat menerima pendapat beliau, karena memang sudah seharusnya saya mengurus satu-satunya orang tua yang dimiliki," tuturnya.

Selain itu, wakil rakyat tiga periode ini juga masih ingin mengentaskan salah satu permasalahan yang hingga hari ini belum diselesaikan oleh Pemko Pekanbaru maupun Pemprov Riau, yakni masalah Banjir.

"Ditambah lagi saya harus selesaikan masalah banjir di Pekanbaru yang belum selesai hingga kini, yang mana rumah orang tua saya di Tangkerang Labuai juga kerap mengalami kebanjiran," tambahnya.

Meskipun hanya bertarung di Pileg Riau 2019, Dedet mengatakan dirinya akan tetap memegang motto hidupnya dalam melakoni karir politik.

"Saya dengan motto saya, apa yang sampaikan masyarakat pedesaan yang sudah saya kunjungi akan saya selesaikan sebagai wujud Motto SMART (Selalu Melaksanakam Amanah Rakyat dan Terbukti)," ulasnya.

Dilema yang dirasakan oleh pria kelahiran Duri, 13 November 1970 ini bukan hanya kali ini, sebelumnya dirinya juga dilema saat menentukan pilihan antara dunia kontruksi dan dunia politik, terlebih dirinya juga kepincut dengan visi dan misi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dedet sendiri dibesarkan di dunia jasa konstruksi, kemampuannya di bidang tersebut bahkan dianggap cukup langka di daerah Riau. Diakuinya bahwa kecintaannya pada dunia jasa konstruksi sangat besar. Namun karena hidup harus memilih, ia akhirnya memutuskan fokus di dunia politik.

“Berat memang, tapi karena sudah menjatuhkan pilihan pada politik sebagai bidang pengabdian yang baru, saya juga harus terjun secara totalitas,” jawabnya.