RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengerahkan tiga unit helikopter pengebom air guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir terjadi di Pesisir Riau.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur di Pekanbaru, Selasa, 12 Juni 2018 mengatakan ketiga helikopter jenis Kamov, Sikorsky dan Bell 412 diterbangkan ke lokasi titik-titik api di Kabupate Siak, Kota Dumai dan Pulau Rupat, Bengkalis.
"Informasi terakhir kebakaran berhasil dikendalikan. Namun karena cuaca memang cukup panas sehingga kami harus benar-benar memastikan titik api padam," kata Jim.
Upaya pemadaman Karhutla dengan mengerahkan helikopter pengebom air dilakukan BPBD Riau yang merupakan bagian dari Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla (Satgas Karhutla) Riau sejak awal pekan ini.
Secara umum, dia menjelaskan bahwa keberadaan titik-titik api yang mengindikasikan Karhutla dalam beberapa hari terakhir terus terpantau melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru.
"Jadi memang kondisi ini telah kita antisipasi sejak awal dengan memperpanjang status siaga bencana Karhutla. Sekarang kita masih memiliki tugas berat melawan Karhutla dimusim panas ini," urai Jim.
Saat ini, sebanyak lima unit Helikopter pengebom air dan patroli siaga di Lanud Roesmin Nurjadin guna mencegah dan menanggulangi Karhutla di Provinsi Riau.
Dalam sepekan terakhir, BMKG menemukan titik-titik api baru yang bermunculan di sejumlah daerah, terutama di wilayah pesisir Riau.
BMKG memprediksi wilayah Riau kembali memasuki musim kemarau fase ke dua pada 2018 ini. Prediksi tersebut kemudian menjadi salah satu alasan Pemerintah Provinsi Riau memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga 30 November 2018 mendatang.
Perpanjangan status tersebut selain mengantisipasi Karhutla, juga sebagai bagian dari upaya untuk mensukseskan pagelaran olahraga akbar se Asia, Asian Games 2018.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah menetapkan status Siaga Karhutla sejak 19 Februari 2018 lalu, dan berakhir pada 31 Mei 2018. Saat itu, penetapan status tersebut dilakukan setelah sebelumnya sebagian besar wilayah Riau mulai dilandar kebakaran hebat.
Tercatat, seluas 1.870,96 hektare lahan di Provinsi Riau hangus terbakar sepanjang lima bulan pertama 2018 ini, dengan lima kabupaten diantaranya mengalami kebakaran dengan luas diatas 100 hektare.
Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti yang mencapai 896,61 hektare. Setelah Meranti, Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah ke dua dengan luas lahan terparah yang hangus terbakar sepanjang musim kemarau periode pertama 2018 dengan total lahan mencapai 345,5 hektare.
Kabupaten Siak menempati posisi ke tiga dengan luas lahan terbakar mencapai 131,5 hektare, selanjutnya diikuti Kabupaten Indragiri Hulu 128,5 hektare serta Kota Dumai 120 hektare. (**)