RIAU ONLINE - Sabtu, 2 Mei 2018, sore, mahasiswa Universitas Riau (Unri) dikejutkan dengan kedatangan Densus 88 Antiteror Polri yang berjalan menuju Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unri.
Gedung yang menjadi tempat berbagai sekretariat atau kantor organisasi mahasiswa FISIP Unri itu kemudian menjadi target penggeledahan Densus 88 Antiteror dibantu personel dari Polda Riau dan Polresta Pekanbaru.
Beberapa fakta berhasil dirangkum dibalik penangkapan terduga teroris tersebut.
1. Tiga orang diamankan
Tim Densus 88 dalam penggeledahan tersebut menangkap 3 orang. Satu diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ia adalah MZ (33), warga Lubuk Sakat, RT 8/RW 4, Lubuk Sakat, Perhentian Raja, Kampar. Sementara dua lainnya masih berstatus saksi, yaitu RB alias (34) dan OS alias K (32). Tersangka dan kedua saksi merupakan alumni mahasiswa Unri.
2. Sejumlah barang bukti
Dalam penggeledahan tersebut, Densus 88 menyita rangkaian bom rakitan yang belum selesai, panah beserta busur, serta senapan angin dari gelanggang mahasiswa universitas terbesar di Riau tersebut.
Baca Juga Inilah Zamzam, Peracik Bom Universitas Riau, Belajar Merakit Secara Otodidak
3. 4 bom aktif berdaya ledak serupa teror di Surabaya diamankan
Tak tanggung-tanggung, Tim Densus 88 Antiteror mengamankan empat bom aktif dari tiga terduga teroris yang diamankan petugas. "Empat bom yang disita itu sudah siap untuk diledakkan," ungkap Kapolda Riau, Irjen Nandang, Sabtu, 2 Juni 2018.
Kapolda menegaskan bom yang disita tersebut memiliki daya ledak cukup besar. "Daya ledaknya hampir sama dengan bom Surabaya beberapa waktu lalu," imbuhnya.
4. Terduga teroris di Unri belajar merakit bom dari Instagram
Dikatakan Kapolda Riau, Irjen Nandang, bom yang disita dari penangkapan terduga teroris di Unri berdaya ledak cukup besar. Nandang melanjutkan, perakitan bom di Gelanggang Mahasiswa Fisip Unri sudah dilakukan sejak beberapa pekan belakangan.
"Salah satu pelaku yang kita amankan mahir dalam merakit bom. Dia adalah MZ, alumni mahasiswa Unri," ujarnya.
Klik Juga Tak Ada Izin Amir JAD, Permintaan Bom Oleh Penyerang Mapolda Riau Tak Dipenuhi Zamzam
Jenderal bintang dua ini menegaskan pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka merakit bom dengan belajar dari media sosial Instagram. Dari sana MZ mampu merakit bom berdaya ledak seperti di Surabaya.
"Walau dia jurusan pariwisata, namun dia ahli dalam merakit bom. Keahliannya itu didapatnya dari Instagram," tegasnya.
5. Pelaku hendak melakukan bom bunuh diri di DPRD Riau dan DPR RI
Terduga teroris yang berhasil diamankan dalam penggerebekan di Unri, diungkapkan Nandang, berencana untuk melakukan aksi teror bom bunuh diri di sejumlah tempat.
"Mereka ini akan meledakkan empat bom yang sudah aktif di kantor Dewan perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Riau dan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)," ujar Nandang.
6. Teroris di Unri satu kelompok dengan penyerang Mapolda Riau
Satu orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam penggerebekan di Unri, yakni Alumni Fisip Unri, MZ alias Jack. Hasil penyelidikan mengungkap bahwa MZ ternyata satu jaringan dengan kelompok yang menyerang Mapolda Riau beberapa waktu lalu.
Lihat Juga Polisi Tetapkan Peracik Bom Universitas Riau Tersangka, Dua Lagi Masih Saksi
"MZ alias Jack alis Zamzam terkait jaringan dengan tersangka terorisme atas nama Pak Nah kelompok penyerangan Polda Riau pada hari Rabu 16 Mei 2016 jam 09.00 WIB," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri.
MZ yang tergabung dalam Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini, memikili sepak terjang yang cukup tinggi dalam bidang pembuatan bom rakitan. MZ juga memiliki hubungan dengan Batty Bagus Nugraha alias Kholid teroris jaringan JAD yang tewas saat penangkapan di Cianjur.
Artikel ini kali pertama dimuat di Okezone.com