Juhari warga Kampung Benayah, Dusun Patah Kail Kecamatan Pusako ditemukan tewas berlumuran darah, Sabtu, 24 Februari 2018
(ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru melakukan autopsi terhadap jenazah Juhari.
Pria berusia 60 tahun itu ternyata meninggal bukan karena dibunuh tapi sakit. Awalnya warga Jalan Said Ibrahim, Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak Sriindrapura itu ditemukan di dapur rumahnya, Sabtu, 24 Februari 2018, sekitar pukul 07.00 WIB.
Dia sudah tak bernyawa. Juhari tewas berlumuran darah dengan posisi terlungkup. Semula, kuat dugaan korban dihabisi anak kandungnya.
Namun, dari pemeriksaan Dr dr Dedi Afandi, DFM SpF menyebutkan, korban meninggal dunia akibat beberapa penyakit yang telah dideritanya sejak lama. Selain itu ditemukan luka terbuka dan memar pada pipi akibat kekerasan benda tumpul.
"Ditemukan kelainan pada kedua paru, berlubang, perabaan keras dan berwarna kehitaman, bercak kemerahan dan putih pada otot jantung serta gambaran tidak normal pada hati akibat penyakit. Sebab mati mayat ini akibat komplikasi penyakit pada organ jantung, paru dan hati," ujar Kapolres Siak, AKBP Barliansyah SIK, Minggu, 25 Februari 2018.
Disebutkannya, luka lebam di pipi korban diduga disebabkan oleh benturan, saat tubuh pria tua ini ambruk.
"Luka lebam pada daerah pipi tidak menimbulkan kematian pada korban," tambah Barliansyah.
Sebelumnya, dugaan kematian korban, tertuju pada anak sulungnya, Junaidi (22), yang tinggal bersama korban. Korban diduga dianiaya karena tidak bisa memberi makanan enak kepada Junaidi.
Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata dugaan adanya penganiayaan berat tersebut tidak terbukti.
"Tidak ada kekerasan fisik yang dilakukan orang lain kepada korban," tutur Barliansyah.(2)