RIAU ONLINE, PEKANBARU - Latihan menembak prajurit TNI tidak bisa sembarangan saja dilakukan. Perlu tahapan dan kehati-hatian saat menggelarnya.
Setiap prajurit TNI harus cakap menembak dengan terlebih dahulu latihan berulang kali senjata api menggunakan laras pendek. Setelah itu, barulah laras panjang.
Staf Seksi Senjata Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn), Mayor Tek Eriya Bratanto, menggambarkan bagaimana seorang prajurit TNI-AU mengasah dirinya berlatih meningkatkan kemampuan diri menggunakan senjata api.
Baca Juga: Mengerikan, Begini Ekstremnya Latihan Penembak Jitu
"Latihan menembak dilakukan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan tentunya dalam menembak," katanya di lapangan menembak Lanud Rsn, Selasa, 18 Juli 2017.
Hal mendasar perlu diketahui, tuturnya, bagi seorang prajurit adalah dengan tetap memperhatikan keselamatan diri (Safety) maupun kawan saat latihan.
Meskipun hanya latihan, jelasnya, tidak bisa dijadikan main-main. Alasannya, karena dalam setiap latihan menggunakan peluru asli, peluru tajam tentu saja sangat mematikan.
"Pertama itu perlu diperhatikan dan diutamakan sebelum, selama serta sesudah latihan menembak adalah faktor safety, keamanan serta mengikuti prosedur yang berlaku," tegasnya.
Secara bergantian dan bertahap, terangnya, TNI-AU akan diasah dan dilatih bagaimana caranya menggunakan senjata laras pendek dan dilanjutkan dengan senjata laras panjang.
"Itu dimaksudkan karena jumlah personel Lanud yang tidak sedikit. Maka pelaksanaan latihan ini kita bagi lagi dalam beberapa hari," ujarnya.
Klik Juga: Media Australia Enggan Akui Tentara Indonesia Hebat
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Latihan tersebut sudah berjalan sejak Senin, 17 Juli 2017, melibatkan beberapa senjata api inventaris TNI-AU.
Seperti senjata laras pendek dengan jenis pistol dengan jarak tembak 25 meter dan senjata laras panjang dengan jarak tembak 100 meter yang menggunakan 3 sikap yakni sikap tiarap, duduk dan berdiri.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline