RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Lembaga Perlindungaan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi mengatakan kondisi tempat tinggal Yayasan Panti Asuhan Tunas Bangsa yang pemiliknya telah menjadi tersangka atas pelanggaran anak, sangat tidak layak dan manusiawi.
Dari luar pagar panti, Kak Seto melihat kondisi bangunan dan kebersihan di dalam panti sangat memprihatinkan karena sangat berantakan dan kotor. Hal ini mengindikasikan bahwa panti tersebut memang tak beroperasi secara baik sebagaimana mestinya panti asuhan lainnya.
"Ini jelas tak manusiawi jika dilihat langsung tempatnya seperti ini. Melihat kondisinya seperti ini, bisa diprediksi bahwa banyak sekali pelanggaran terhadap anak dilakukan secara terus menerus," ujar Kak Seto ketika meninjau langsung lokasi Panti Asuhan Tunas Bangsa di Tangkerang Timur, Selasa, 31 Januari 2017.
Terlihat tak ada satupun barang yang ditata dengan rapi di tempatnya. Selasa, 31 Januari 2017 (RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)
Ketika hendak masuk, Kak Seto kemudian dilarang oleh pihak kepolisian. Alasannya, seluruh bangunan tersebut kini masih dilakukan penyidikan dan harus bersih dari aktivitas lainnya karena dikhawatirkan akan merusak barang bukti.
Kondisi Panti Asuhan Tunas Bangsa sangat Berantakan. Selasa, 31 Januari 2017 (RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)
Mendengar penjelasan tersebut, Kak Seto memakluminya dan menghormati keputusan dari pihak kepolisian. Kak Seto menilai hasil penyidikan dari pihak kepolisian lebih baik ketimbang harus memaksa masuk ke dalam lokasi, yang telah diberi garis polisi.
Pakaian para penghuni panti diletakkan secara menumpuk di lantai dan terdapat dimana-mana (RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)
"Kita hormati pihak kepolisian yang sedang menjalankan tugasnya," ucapnya.
Menurut pantauan RIAUONLINE.CO.ID, kondisi di dalam bangunan tersebut sangat berantakan dan kotor. Terlihat tak ada satupun barang yang ditata dengan rapi di tempatnya. Pakaian para penghuninya diletakkan secara menumpuk di lantai dan terdapat dimana-mana.
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)
Kamar yang ukurannya sekitar 3X3 meter ini hanya terdapat dua kasur ukuran single yang letaknya di lantai
Selain itu tempat tidur penghuni anak-anak ini juga hanya berupa dipan yang terbuat dari papan. Dalam kamar yang ukurannya sekitar 3X3 meter ini hanya terdapat dua kasur ukuran single yang letaknya di lantai. Menurut warga, anak yang jumlahnya 12 orang ini ditempatkan menjadi satu.
"Mereka ditempatkan menjadi satu di dalam situ. Tak ada kasur atau tikar. Cuma papan aja saya lihat dulu," ujar Sinta, salah satu warga sekitar.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline