RIAU ONLINE, PEKANBARU - Warga sekitar Panti Asuhan Yayasan Tunas Bangsa menjadi saksi terjadinya hal tidak sepatutnya, sehingga sudah sepatutnya panti asuhan tersebut ditutup dan tidak boleh beroperasi lagi.
Namun pihak terkait, Dinas Sosial Provinsi Riau dan Polresta Pekanbaru baru memastikan hanya menutup satu panti yang berlokasi di Jalan Bukit Rahayu Kecamatan Tenayan Raya yang bergerak di bidang pengelolaan anak yatim piatu dan dhuafa.
Dua panti lagi yang berada di Km 12 dan 18, Kecamatan Tenayan Raya yang membidangi pengelolaan orang-orang jompo dan orang yang terkena gangguan jiwa untuk saat ini dipastikan masih beroperasi.
Peristiwa ganjil yang paling terbaru adalah tewasnya seorang balita brusia 18 bulan. MZ didiagnosa oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad menderita mencret, anemia dan dehidrasi ringan hingga tewas dan saat ini sudah dimakamkan.
Baca Juga: Panti Asuhan Tunas Bangsa Resmi Disegel Polisi
Sebelum meninggalnya MZ, perilaku menyimpang dari pemilik yayasan ini, Lili dan suaminya Idang sudah menjadi rahasia masyarakat sekitar. Seperti, setiap pemberian dari donasi yang jumlahnya tidak sedikit, ditimbun hingga kondisi bahan makanan tersebut dalam keadaan kadaluarsa.
"Sempat juga barang expired itu dibagi-bagikan ke masyarakat sekitar. Jelas-jelas kami menolak pemberian itu," kata ketua RT 04/11, Kecamatan Tenayan Raya yang juga berprofesi sebagai abdi negara di salah satu instansi Kepolisian Republik Indonesia, Bhabinkamtibmas bernama Bagus.
Begitu juga dengan kemunculan orang yang tiba-tiba hadir secara misterius di yayasan. Beberapa hari sebelumnya, menurutnya, seorang anak perempuan tidak terurus berada di lokasi. Namun beberapa hari kemudian sewaktu dirinya hendak mendata anak tersebut, tidak tampak lagi batang hidungnya.
Klik Juga: 2 Anak Panti Asuhan Tunas Bangsa Dijemput Dinsos Riau
"Sama juga ada banyak anak kecil di sini. Tapi sesudah kejadian penampakan tersebut, Yayasan ini sudah sepi lagi. Dari mananya mereka mendapatkan anak-anak itu saya pun tidak tahu," ucapnya kembali.
Jauh sebelum terungkapnya panti asuhan abal-abal ini, peristiwa yang menghebohkan juga sempat pernah terjadi. Diceritakannya, ketika itu antara tahun 2007-2008, dirinya menemukan bongkahan tulang belulang yang sayangnya hal tersebut tidak ditangani serius oleh aparat penegak hukum.
Pak Bagus menceritakan bahwa semasa dirinya masih lincah-lincahnya, dirinya sempat menangani kasus orang hilang yang menjurus ke salah satu lokasi Yayasan ini berada. Tepatnya di KM 18 yang membidangi orang-orang jompo.
Klik Juga: LPA RIAU: Ada Luka Lebam Dan Bekas Sulutan Api Di Tubuh MZ
"Tidak sengaja kami menemukan tulang benulang di lokasi persis di pinggir jurang Yayasan tersebut," katanya di depan pagar Yayasan, Jumat, 27 Januari 2016.
Namun karena tidak didalami, penemuan tulang tersebut diabaikan oleh petugas dan pencarian orang tersebut berpindah hingga akhirnya terlupakan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline