Hingga Sembuh, Aang Penderita Gagal Ginjal Butuh Rp 500 Juta

Aang-Suherman-Gagal-Ginjal.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

Laporan: Azhar Saputra

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gagal ginjal (Hemodialisa) diderita Aang Ananda Suherman, membuat dirinya kini harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Direncanakan, 19 Juli 2016 mendatang, ia akan melakukan transplantasi ginjal yang diberikan Ibu kandungnya, Hasna. 

 

Berawal dari penyakit ringan dideritanya, Ummu Fitra, kakak kandung Aang menceritakan, usai sebulan ayah kandungnya wafat 2015 silam, adiknya barulah tahu menderita penyakit seperti sekarang ini.

 

"Awalnya batuk dan influenza saja. Setelah Ayah meninggal, baru Aang sakit-sakitan. Sakitnya itu pun karena kecapekan sama batuk biasa saja,"cerita Ummu, kepada RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 17 Juli 2016.

 

Aang Suherman di RSCM

RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA

AANG Ananda Suherman, alumni Universitas Riau, terbaring lemah jelang transplantasi ginjal dari ibunya, 19 Juli 2016 mendatang. Aang membutuhkan uluran tangan untuk meringankan biaya tersebut.



 

Ummu mengatakan, awal 2016, tiba-tiba adiknya, Aang pingsan. "Waktu itu, ia masih kerja di BRI Jalan Tuanku Tambusai di Januari itu. Kemudian adik saya sempat ngedrop dan sampai jatuh pingsan," jelasnya. 

 

Kata dokter, tuturnya, Aang pun diperiksa dan didiagnosa hipertensi. Selain hipertensi, dokter juga memvonis Aang gagal ginjal. Kemudian, dilakukanlah cuci darah di RS Awal Bros Sudirman‎ dengan biaya yang tidak sedikit.

 

Baca Juga: Mengharukan, Ibu Ini Relakan Ginjalnya untuk Anaknya Gagal Ginjal

 

Usai divonis gagal ginjal oleh dokter, kata Ummu, disarankan untuk segera cangkok ginjal. Namun keluarga lebih memilih cuci darah, pasalnya biaya dan pendonor ginjalnya sendiri belum ada.‎ Setelah melakukan cucian darah semakin lama kondis‎i Aang bukan membaik, malam semakin memburuk.

 

Aang Suherman dengan Ibunya

RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA

AANG Ananda Suherman (depan) berfoto di Mess Pemprov Riau, Jakarta, jelang transplantasi ginjal, 19 Juli 2016 mendatang. Ia menerima donor ginjal dari ibunya, Hasna (belakang Aang).

 

"Keluarga pun mencoba melakukan cek terhadap darah mereka dan dipilihlah Ibu kandungnya. Beberapa kali dilakukan screening, Ibu (Hasna) dinyatakan layak menyumbangkan satu ginjalnya kepada Aang," kata Ummu. 

 

Kini mereka harus menanggung biaya itu secara mandiri. "Karena BPJS tidak meng-cover semunya.‎ Biaya akan dikeluarkan kalau dihitung dari screening hingga pemulihan setelah operasi mencapai Rp 500 juta," tutupnya. 

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline