RIAU ONLINE, PEKANBARU - Universitas Riau berkomitmen mendorong gerakan kepada pemerintah dan pemerhati lingkungan dalam mengembalikan fungsi lahan gambut yang kini sudah rusak karena mengalami salah alih fungsi. Terutama gerakan restorasi gambut yang kini diinisiasi Badan Restorasi Gambut (BRG) bentukan Presiden Joko Widodo.
Salah satu upaya dari Universitas Riau dalam menyokong gerakan restorasi gambut adalah dengan memberikan misi khusus pada mahasiswa yang hendak melakukan kuliah kerja nyata selama dua bulan di tengah masyarakat. Di sana para mahasiswa nantinya bakal melakukan penyuluhan atau gerakan penyadaran pada masyarakat terkait masalah gambut dan kebakaran lahan.
"Rencananya pada akhir Juli nanti akan diturunkan ribuan mahasiswa di seluruh desa yang ada di Riau untuk melakukan Kukerta. Kita meminta kepada mereka semua untuk memberikan pemahaman yang benar soal lahan gambut dan fungsinya sehingga tak ada lagi upaya pengerusakan gambut oleh masyarakat. Terutama di Meranti," kata Prof Aras Mulyadi, Selasa (31/5/2016). (KLIK: Riau Jadi Pusat Restorasi Gambut Tropis Dunia)
Selain mengadakan Kuliah Kerja Nyata pada mahasiswa, Aras mengatakan juga akan mendorong akademisi untuk membuat terobosan baru dalam menghadapi gerakan restorasi gambut.
Salah satu masalah dari masyarakat menurut Aras adalah mahalnya proses pembersihan lahan sehingga biaya operasionalnya menjadi mahal. Mahalnya biaya tersebut membuat masyarakat lalu beralih cara dengan melakukan pembakaran lahan pada perkebunan yang akan mereka buka.
"Kita akan mendorong pada para mahasiswa mauapun dosen untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam memberikan alternatif cara dalam membuka lahan perkebunan yang selama ini kebanyakan dengan cara dibakar," pungkasnya.