Telapak Tangan Berkeringat, Ini Fakta Sebenarnya

Kesehatan-tangan.jpg
(Internet)

RIAU ONLINE - Sebagian orang percaya jika telapak tangan berkeringat , itu pertanda bahwa ia tengah mengalami kesehatan jantung.

Tapi, faktanya, penyebab kelainan yang disebut hiperhidrosis ini tidak berkaitan dengan jantung.

Melansir laman Suara, Minggu 6 Januari 2019, sebagian besar kondisi keringat berlebih ini terjadi pada orang yang sehat.

Namun, penyebabnya tergantung pada jenisnya. Biasanya keringat berlebih tidak berbahaya, tetapi dalam beberapa kasus, dokter bahkan tidak tahu penyebab orang berkeringat sangat banyak.

Sedangkan di kasus lain, penyebab hiperhidrosis bisa jadi kondisi kesehatan yang tidak ingin Anda abaikan. Terdapat dua macam hiperhidrosis, yakni primer dan sekunder.



Hiperhidrosis primer Hiperhidrosis primer atau hiperhidrosis fokal menyebabkan keringat berlebih di tangan, ketiak, wajah, atau kaki tanpa alasan yang jelas.

Orang dengan hiperhidrosis primer umumnya berkeringat dari kelenjar keringat jenis tertentu yang disebut kelenjar keringat ekrin. Kelenjar keringat ini berjumlah paling banyak dari 2-4 juta kelenjar keringat di tubuh Anda.

Kelenjar keringat ekrin sangat banyak pada kaki, telapak tangan, wajah, dan ketiak. Ketika tubuh Anda terlalu panas, ketika Anda bergerak, ketika Anda merasa emosional, atau sebagai akibat dari hormon, maka saraf mengaktifkan kelenjar keringat.

Ketika saraf-saraf itu bereaksi berlebihan, maka terjadilah hiperhidrosis. Namun, dokter tidak yakin mengapa orang memiliki hiperhidrosis primer, meskipun mungkin turun-temurun.

Banyak orang mengatakan kepada dokter bahwa mereka telah mengalami keringat berlebih sejak masih kecil. Hiperhidrosis Sekunder Hiperhidrosis sekunder atau hiperhidrosis umum menyebabkan keringat berlebih di seluruh tubuh atau di area tubuh yang besar.

Bedanya dari hiperhidrosis primer, keringat keluar dari seluruh tubuh, bukan hanya di satu area tertentu. Penyebab hiperhidrosis sekunder adalah kondisi medis atau obat-obatan.

Di antaranya adalah kehamilan, diabetes, hipertiroidisme, menopause, kegemukan, penyakit Parkinson's, radang sendi, limfoma, encok, dan infeksi.