RIAU ONLINE - Penemuan markas pembuatan mi formalin dan boraks di Cianjur membuat resah masyarakat. Kira-kira apa dampak mengonsumsi makanan berformalin?
Pengungkapan kasus produksi mi formalin berawal dari keluhan warga Kampung Gelar, Kelurahan Pamoyanan, Cianjur, Jawa Barat, yang mencium bau menyengat di sungai.
Setelah ditelusuri, ternyata bau tersebut muncul akibat pembuangan limbah mi berformalin dari rumah seorang warga. Seperti yang kita ketahui, makanan mengandung formalin dan boraks tentu bisa menyebabkan berbagai efek pada tubuh.
Cairan pengawet tersebut bahkan masih digunakan di lingkungan rumah sakit untuk mengawetkan jaringan tubuh manusia.
Melansir laman Suara, Minggu 16 Desember 2018, formalin tidak berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan berbahaya ini pernah ditemukan di berbagai bahan pangan.
Bukan hanya mi, tapi juga tahu, bakso, ikan asin, bahkan kikil. Konsumsi makanan berformalin bisa mengakibatkan kanker dan perubahan jaringan tubuh secara korosif dan iritatif.
Uap dari formalin itu sendiri bisa membahayakan sistem pernapasan. Jika formalin tertelan, disarankan segera memuntahkan isi lambung dan minum air sebanyak-banyaknya.
Cairan yang bersifat iritatif ini juga berbahaya jika terkena mata sehingga harus segera dibilas. Seseorang yang mengonsumsi makanan berformalin secara terus-menerus bisa mengalami sakit kepala, mual serta gangguan pernapasan.
Bahkan, gangguan saraf yang menyebabkan sulit tidur, radang hidung kronis, batuk, mudah lupa, dan sulit berkonsentrasi juga menjadi efek dari makanan berformalin.
Dalam jangka panjang, seseorang akan mengalami kanker mulut, tenggorokan, kulit dan paru-paru. Selain itu, pada wanita, khususnya, akan mengalami masalah kesuburan dan menstruasi.
Oleh karena itu, sekali lagi kamu harus tetap waspada jika ingin membeli makanan siap santap. Membeli bahan dan mengolahnya sendiri akan lebih mengurangi risiko paparan formalin.