Demonstran pendukung Trump memasuki ruangan Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC Rabu siang 6 Januari 2021/AFP
(AFP)
RIAU ONLINE, WASHINGTON-Sidang untuk mensertifikasi hasil pemilu presiden 3 November 2020 lalu oleh Kongres Amerika, Rabu 6 Januari 2020 siang batal digelar. Sidang dibatalkan setelah ribuan pendukung Trump menyerbu gedung Kongres, sebagian bagian merangsek ke rotunda yang memisahkan ruang-ruang sidang DPR dan Senat.
Upaya luar biasa yang dilakukan Presiden Donald Trump untuk mengubah hasil pemilu presiden kembali disampaikan dalam sidang di Kongres hari Rabu (6/1) ketika para anggota Kongres berkumpul untuk mengukuhkan perolehan kursi elektoral yang dimenangkan oleh Joe Biden.
Sidang dengar pendapat yang sedianya berlangsung rutin beralih menjadi konfrontasi politik sengit, yang tidak pernah terjadi sejak pasca Perang Saudara, ketika Trump meningkatkan upaya putus asanya untuk tetap menjabat. Beberapa anggota Partai Republik yang bersekutu dengan Presiden di DPR dan Senat berencana untuk menentang hasil pemilu presiden. Ribuan pendukung Trump juga menggelar aksi unjung rasa di luar Gedung Putih, di mana Trump juga menyampaikan pidato. Ia berupaya menekan Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin sidang sertifikasi hasil pemilu presiden di Kongres hari Rabu.
“Jika Mike Pence melakukan hal yang benar, kita akan memenangkan pemilu presiden... Yang harus dilakukan Wakil Presiden Pence adalah mengirim kembali hasil pemilu presiden itu ke negara-negara bagian untuk disertifikasi kembali dan saya menjadi presiden, dan kalian semua akan menjadi orang-orang yang paling berbahagia,” kata Trump.
Upaya terakhir untuk menolak hasil pemilu presiden ini diyakini akan gagal oleh mayoritas bipartisan di Kongres yang bersiap untuk menerima hasil pemilu presiden 6 November lalu. Joe Biden memenangkan 306 kursi elektoral, sementara Trump meraih 232 kursi elektoral.
Polisi Gedung Kongres AS siap siaga sementara para pendukung Trump memasuki Gedung Kongres, Rabu (6/1).
Sidang Kongres untuk mensertifikasi hasil, yang disyaratkan oleh konstitusi dan disiarkan langsung oleh seluruh stasiun televisi ini, berlangsung dua bulan setelah pemilu dan dua minggu sebelum pelantikan presiden baru; menunjukkan proses peralihan kepemimpinan yang damai, meski dibayangi meningkatnya jumlah kasus pandemi virus corona.
Ketua DPR Nancy Pelosi menyebut hari ini sebagai “hari yang sangat signifikan dalam sejarah” tentang “memberi jaminan pada sistem demokrasi kita.”
Sidang Kongres ini langsung dibagi menjadi dua session – sidang DPR dan Senat – ketika seorang senator dari negara bagian Arizona memprotes hasil pemilu presiden di negara bagiannya.
Namun dalam sidang Senat, pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell mengisyaratkan menolak upaya Presiden Trump dan sebagian mitranya di Partai Republik yang menolak hasil pemilu presiden. “Jika pemilu ini dibatalkan hanya karena tuduhan dari pihak yang kalah, demokrasi kita akan memasuki spiral kematian. Kita tidak akan pernah melihat seluruh bangsa menerima hasil pilpres lagi,” tegasnya.
Sidang Kongres ini ditangguhkan sekitar jam 2.30 siang karena ribuan demonstran pendukung Presiden Trump mengelilingi gedung Kongres, sebagian bahkan merangsek masuk ke dalam rotunda yang memisahkan DPR dan Senat. Kongres dinyatakan dalam kondisi lockdown dan anggota-anggota Kongres diminta berlindung, menjauhi jendela dan pintu. Artikel ini sudah terbit di VOA Indonesia