Cek Fakta: Prabowo Klaim 50 Persen Alutsista Dunia Bekas, Benarkah?

Debat-capres-3.jpg
(Suara.com/Alfian Winanto)

RIAU ONLINE - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menjawab pertanyaan terkait penanganan isu keamanan di Laut China Selatan, saat debat capres ketiga di Istora Senayan, GBK, Jakarta, Minggu 7 Januari 2024.

Prabowo menuding pernyataan capres nomor urut 1 capres Anies Baswedan terkait alutsista bekas menyesatkan.

"Jadi barang-barang bekas gitu menurut saya menyesatkan rakyat, itu pak tidak pantas oleh profesor ngomong gitu ya. Karena dalam pertahanan 50 persen alat-alat di mana pun adalah bekas sampai usianya masih muda, jadi enggak perlu jauh di masing-masing saja," katanya, dikutip dari Suara.com, Senin 8 Januari 2024.

Menanggapi hal ini, dosen Hubungan Internsional Universitas Paradina Prasetia Nugaraha, merujuk pada data Central Intelligence Agency (CIA) bahwa sebagian besar negara di dunia khususnya negara berkembang dan kurang berkembang memang menggunakan atau membeli alutsista bekas. Namun, presentase spesifik perlu ditinjau lebih jauh.



Sementara itu, dosen Asiten Ahli Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional Universitas Tidar Bonifasius Endo Gauh Perdana juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat (AS) sebagai negara produksi produk pertahanan terbesar militer di dunia setidaknya membutuhkan waktu 29 bulan untuk memproduksi kebutuhan domestik alutsista mereka.

Menurut Tidar, negara yang ingin membeli produk AS harus melalui persetujuan DPR atau Kongres yang juga membutuhkan waktu lama.

"Seringkali, hanya alutsista bekas yang diizinkan untuk dijual ke negara lain kecuali ada pertimbangan lain. Oleh karena itu, seringkali negara-negara pengimpor alutsista hanya bisa mendapatkan alutsista bekas yang masih layak pakai," kata Bonifasius.

Meski begitu, dia menyebut bahwa klaim Prabowo mengenai 50 persen alutsista bekas yang dibeli tidak bisa diverifikasi.