Optimisme Transformasi Pendidikan di Indonesia

Al-Mahfud.jpg
(Istimewa)


Oleh: Al Mahfud

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Saat momen upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2021, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Makarim, mengungkapkan akan secara konsisten terus mendorong transformasi pendidikan Indonesia.

Melalui kesempatan tersebut, Nadiem menyebutkan transformasi pendidikan yang dimaksud ialah transformasi yang tetap bersandar pada sejarah bangsa dan juga keberanian menciptakan sejarah baru yang gemilang.

Nadiem ingin anak-anak Indonesia memiliki nilai-nilai yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, menggenggam teguh Pancasila, pelajar yang merdeka, dan mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri.

Merdeka Belajar adalah program besar yang dibangun oleh Kemendikbudristek untuk bisa melakukan transformasi pendidikan di Indonesia tersebut. Selama kurang lebih 3 tahun ini, berbagai program Merdeka Belajar telah dijalankan demi membangun fondasi menuju transformasi pendidikan.

Tingkat kepuasan masyarakat

Pada 19 Juni 2022, dalam webinar bertajuk “Arah Baru Pendidikan Indonesia: Sikap Publik terhadap Kebijakan Kemendikbudristek” dipaparkan tentang tingkat kepuasan masyarakat atas kebijakan Kemendikbudristek berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator.



Menurut hasil suvei yang dilakukan dengan wawancara terhadap 1.520 responden di seluruh Indonesia pada 7-12 April 2022 tersebut, diketahui lebih dari 75% masyarakat puas atas kebijakan Kemendikbudristek. Bisa dikatakan, secara umum masyarakat menilai positif program-program yang dijalankan Kemendikbudristek. Dari 32 program yang diukur tingkat manfaatnya, masyarakat menilai cukup dan sangat bermanfaat di setiap program.

Diketahui dari hasil survei tersebut, program-program yang dinilai sangat dirasakan manfaatnya adalah Pembelajaran Tatap Muka (PTM), KIP Kuliah Merdeka, Bantuan kuota internet, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) langsung ke sekolah, dan Peraturan Menteri tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Permen PPKS), program-program Kurikulum Merdeka dan Merdeka Mengajar, dan program terkait pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil survei tersebut, didapatkan angka 59,2 % responden optimis bahkan kinerja Nadiem Makariem mampu membawa pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Tentu, kekurangan dan ketidakpuasan tetap ada.

Akan tetapi, bagaimanapun hasil survei tersebut mesti disambut positif dan diapresiasi. Kita tentu berharap, ini bisa menjadi pendorong seluruh elemen bangsa untuk semakin menguatkan gotong-royong dalam memajukan pendidikan Indonesia.

Kita tahu, secara konstitusional, pendidikan adalah tanggung jawab negara. Namun secara moral, pada dasarnya pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus membangun dan menguatkan keterlibatan masyarakat dan semua elemen untuk memajukan pendidikan.

Pendidikan yang lebih kolaboratif dan mewadahi kreativitas dari seluruh lapisan masyarakat untuk memajukan pendidikan ini pula yang digerakkan oleh Kemendikbudristek.

"Esensi Merdeka Belajar bahwa pendidikan itu bukan hanya milik pemerintah. Pendidikan itu adalah miliknya masyarakat, dari masyarakat, untuk masyarakat. Tentu dengan kurasi kualitas yang baik. Tetapi pendidikan itu bisa dalam format yang sangat variatif dan bisa didapatkan dari berbagai macam pihak," kata Nadiem Makarim saat Konferensi Pendidikan dan Peluncuran Program Akademi Edukreator “Membangun Dunia Pendidikan Baru” (kemdikbud.go.id, 6/5/2020).

Kita tentu juga berharap hasil survei tingkat kepuasan masyarakat terhadap program Kemendikbudristek tersebut bisa menjadi bahan evalaluasi dan acuan untuk memperbaiki dan menetapkan program-program yang lebih baik lagi ke depan.

Jalan menuju transformasi pendidikan di Indonesia memang panjang dan terjal, mengingkat persoalan kompleks yang membelenggu dunia pendidikan kita selama puluhan tahun. Tapi terobosan-terobosan itu sudah mulai terlihat. Kekurangan-kekurangan jelas ada dan harus terus diperbaiki. Sudah seharusnya kita optimis menatap masa depan dunia di pendidikan ke depan.

Penulis, peminat topik pendidikan