Puluhan Guru SDN 105 Pekanbaru, Tolak Pengangkatan Plt Kepsek

Spanduk-penolakan-terbentang-di-bangunan-SDN-105-Pekanbaru.jpg
(Rahmadi Dwi Putra/RIAUONLINE.CO.ID)


RIAUONLINE, PEKANBARU - Puluhan guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 105, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru menolak pengangkatan pelaksana tugas (Plt) Kepala SDN 105 Pekanbaru, Tety Siska Noviani.

Sebanyak 35 guru di SDN 105 menolak Plt Kepala SDN 105, Tety Siska Noviani karena merupakan anak kandung dari kepala sekolah sebelumnya.

Mereka menolak dengan memasang spanduk, karena tidak ingin ada sistem dinasti atau kekeluargaan di lingkungan sekolah.

Sejumlah spanduk berisi penolakan pun terpampang di pagar depan sekolah dan bangunan sekolah.

Adapun isi spanduk penolakan di antaranya.

  1. Kami guru SDN 105 Pekanbaru menolak Tety Siska Noviani sebagai Plt karena kami tidak ingin adanya sistem monarki di lingkungan SDN 105 Pekanbaru.
  2. Ada apa dengan Dinas Pendidikan? Sejak awal kami sudah melakukan penolakan dengan cara kedinasan namun tidak ada tindakan dan malah mengangkat Tety Siska Noviani sebagai Plt SDN 105 Pekanbaru.
  3. Kami guru SDN 105 menolak Tety Siska Noviani sebagai Plt Kepala SDN 105 yang dilantik oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
  4. Jangan salahkan kami bertindak sebab Dinas Pendidikan tidak mendengarkan aspirasi kami.
  5. Kembalikan kedamaian di sekolah kami. Kembalikan keceriaan kami. Kami tidak ingin datang ke sekolah dengan rasa ketidaknyamanan.

 


 

Guru SDN 105 Pekanbaru, Masyu Indra mengatakan, Kepala Sekolah SDN 105 Pekanbaru sebelumnya telah pensiun, kemudian diangkatlah anak kandungnya sendiri sebagai Plt Kepala SDN 105 Pekanbaru.

“Kami selaku majelis guru merasa keberatan, karena merasa tiba-tiba, pengangkatan itu sudah kami dengar beberapa minggu sebelumnya. Kita sempat kasak-kusuk juga tapi kita belum yakin,” sebutnya, Senin, 11 Juli 2022.

Ia menambahkan, alasan penolakan puluhan guru itu karena mereka tidak ingin lingkungan SDN 105 Pekanbaru menjadi sistem dinasti.

“Alasannya dia itu anak kandungnya sendiri. Kami tidak ingin ada sistem dinasti atau kekeluargaan, karena sebelumnya ibu itu sudah pernah mengangkat anaknya sebagai tata usaha dan guru,” terangnya.

Saat dijumpai di SDN 105 Pekanbaru, puluhan guru membuat surat penolakan atas pengangkatan Plt Kepala SDN 105 Pekanbaru.

“Kami membuat surat pernyataan, kami tulis dan kami tandatangani, yang menolak ada 35 guru,”tutur Masyu Indra.

Sementara itu, akibat adanya penolakan pengangkatan Plt Kepala SDN 105 Pekanbaru, proses belajar mengajar sempat terhenti.

Seorang wali murid SDN 105, Sri Wahyuni mengatakan, jam belajar anaknya terlewat karena mencari-cari guru ketika di sekolah.

“Jam belajarnya tadi udah lewat karena kami mencari guru menanyakan kejelasan. Tadi lihat spanduk di depan udah curiga juga, ya kami ingin gurunya mengajar,” jelasnya.