(Liputan6.com)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau Maret 2024 sebesar 164,08 atau naik sebesar 3,98 persen dibanding NTP Februari 2024 sebesar 157,79.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi mengatakan kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 4,55 persen relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,55 persen.
"Pada Maret 2024, 8 dari 10 provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan NTP. Riau tercatat sebagai provinsi dengan kenaikan NTP tertinggi se-Sumatera, diikuti oleh Bangka Belitung dengan kenaikan sebesar 3,46 persen di posisi kedua dan Bengkulu dengan kenaikan sebesar 3,35 persen di posisi ketiga," ujarnya, Selasa 2 April 2024.
"Sedangkan, penurunan NTP terjadi di Lampung dengan penurunan sebesar 1,35 persen dan Aceh sebesar 0,77 persen," tambahnya.
Asep menyebut, bila dibandingkan NTP provinsi lainnya yang ada di Pulau Sumatera, NTP Riau menduduki peringkat ke-2 sebagai provinsi dengan NTP tertinggi setelah Provinsi Bengkulu dengan NTPnya sebesar 168,42.
Baca Juga
"NTP terkecil se-Sumatera diduduki oleh provinsi Kepulauan Riau dengan NTP sebesar 105,44," imbuhnya.
Asep merincikan, pada Maret 2024, terjadi kenaikan indeks harga konsumsi rumah tangga pertanian di Provinsi Riau sebesar 0,75 persen.
Hal ini disebabkan adanya kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,25 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,51 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,19 persen, kelompok transportasi sebesar 0,14 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar lainnya sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin sebesar 0,02 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,01 persen.
"Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau juga mengalami kenaikan sebesar 4,53 persen, yaitu dari 154,30 pada Februari 2024 menjadi 161,30 pada Maret 2024," pungkasnya.
