Plt Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Ignasius Warsito ditemani Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba saat mengunjungi booth APR di gelaran Indo Intertex 2022
(Istimewa)
RIAU ONLINE, JAKARTA - Produsen serat viscose-rayon, Asia Pacific Rayon (APR) menegaskan komitmennya dalam mendukung inovasi tekstil yang berkelanjutan di Indonesia dengan berpartisipasi dalam Pameran Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terintegrasi bertaraf international, Indo Intertex-Inatex 2022.
Digelar di JIEXPO Kemayoran pada 10-13 Agustus, APR bersama empat mitra yakni Duniatex, Idola Selaras Abadi (ISA), Harapan Abadi Tekstil Indonesia (HATI) dan Kabanatex menampilkan berbagai aplikasi produk serat rayon yang mendukung transformasi industri 4.0 sekaligus mendorong pemulihan ekonomi Indonesia sektor industri TPT pascapandemi Covid-19.
Berbagai aplikasi yang ditampilkan berupa bahan garmen berteknologi terkini seperti benang, kain printing, kain celup hingga aplikasi produk fashion yang material utamanya menggunakan serat rayon APR, seperti sarung, pakaian denim, busana muslim hingga loungewear.
"Keikutsertaan APR dalam pameran ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami dalam pengembangan industri tekstil yang berkelanjutan di Indonesia sekaligus mendukung pemulihan ekonomi pada sektor TPT yang menjadi fokus pemerintah pascapandemi ini ," ujar Direktur APR, Basrie Kamba.
Sejalan dengan komitmen terhadap sustainable fashion, APR juga menampilkan produk recycled fiber "Finex" yakni serat daur ulang yang ramah lingkungan yang dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Selain itu, APR juga menampilkan produk serat rayon berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, Lyocell.
Sebagai informasi, serat rayon APR berasal dari bahan baku yang terbarukan, terlacak dan mudah terurai (biodegradable), menjadikan serat rayon sebagai bahan baku pakaian yang mendukung konsep sustainable atau berkelanjutan. APR bahkan telah memiliki aplikasi “Follow Our Fiber” yang memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk melacak asal mula bahan baku kain yang dipakai untuk memproduksi pakaian.
Sejak beroperasi pada 2019 lalu, APR terus mempertegas komitmennya dalam keberlanjutan dengan meluncurkan komitmen APR2030. Salah satunya, APR berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam menjalankan proses produksi bersih dan closed-loop di industri tekstil Indonesia.
Dalam pameran ini, APR juga merilis lookbook sebagai tren mode viscose 2022 serta panduan aplikasi viscose-rayon yang tidak terbatas hanya untuk pakaian modest fashion maupun loungewear saja, namun juga untuk dikombinasikan dengan denim, batik hingga home textile seperti handuk dan bedsheets.
Saat ini, pabrik serat rayon APR yang berlokasi di Pangkalan Kerinci mampu memproduksi serat rayon berkapasitas 300.000 ton per tahun dan telah diekspor ke lebih dari 20 negara, termasuk Turki, Pakistan, India, Bangladesh, Amerika Serikat hingga Mesir.
Plt Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Ignasius Warsito
mengapresiasi industri TPT yang tetap bertahan selama pandemi dan bahkan menjadi motor penggerak untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Sampai Juli 2022, dia mengatakan komoditas unggulan ini telah mencatatkan nilai ekspor hingga US$ 6,08 miliar atau berkontribusi sebesar 5,51 persen terhadap total ekspor nasional.
Ignasius berharap penyelenggaraan Indointertex-Inatex 2022 dapat semakin memantapkan agenda pemerintah dalam Making Indonesia 4.0 untuk mendorong transformasi industri tekstil yang lebih berdaya saing dan berinovasi tinggi sehingga dapat bersaing dan menjawab permintaan pasar global.
"Ini adalah momentum yang sangat baik agar terjadi business matching antara pelaku bisnis mesin dan pelaku tekstil, sehingga kita bisa bersama-sama membangun ekosistem tekstil ini secara terintegrasi. Semoga penyelenggaraan Indointertex dan Inatex dapat berjalan lancar dan sukses,” ujarnya.