Harga Migas Mulai Stabil, Ekspor Riau Terus Merosot

ILUSTRASI-POMPA-ANGGUK-MIGAS.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat nilai ekspor Provinsi Riau selama Januari hingga November 2016 mencapai USD12,24 miliar. Nilai tersebut turun jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebelumnya yang mencapai USD13,18 miliar pada periode yang sama.

 

Ekspor Riau ini didasarkan atas harga Free On Board atau pasar global pada sektor migas dan non migas. Turunnya nilai ekspor Riau disebabkan turunnya besaran ekspor migas sebesar 30,57 persen. Penurunan ini sejalan dengan prediksi Pemerintah Provinsi Riau yang mengatakan cadangan migas Riau mengalami penurunan.

 

"Penurunan ekspor migas disebabkan turunnya ekapor minyak mentah sebesar 31,43 persen dan hasil minyak sebesar 20,12 persen," kata Kepala BPS Riau, Aden Gultom, Selasa, 3 Januari 2017.

Baca Juga: Nilai Eskpor Migas Dan Sawit Riau 2016 Anjlok Drastis

 

Ekspor migas Riau pada bulan November 2016 yang terakhir dihitung oleh BPS mengalami kenaikan 7,90 persen jika dibandingkan pada Oktober sebelumnya. Kenaikan tersebut menjadi USD1,35 miliar dan bulan Oktober USD1,25 miliar.



 

Pada November 2016 kontribusi seluruh ekspor Riau selama tahun tersebut terhadap nasional sebesar 9,97 persen. Sedangkan ekspor non migas Riau periode Januari hingga November 2016 sebesar USD9.95 miliar naik 0,61 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar USD989 miliar. Pada November 2016 kontribusi ekspor non migas Riau selama setahun terhadap ekspor non migas nasional sebesar 9,57 persen.

 

"Naiknya ekspor non migas inilah yang menopang turunnya ekspor migas kita yang semakin tahun semakin menurun," ujar Aden.

Klik Juga: Ekspor Migas Riau Terus Anjlok, Pemerintah Malah Naikkan Target Produksi

 

Dari 10 golongan barang ekspor non migas yang ada, Lemak dan minyak nabati serta hewani menjadi komoditas paling besar peningkatannya selama 2016 yang nilainya mencapai USD81,61 juta. Lalu menyusul Bubur kayu dan kertas juga karton di urutan kedua dan ketiga yang masing-masing sebesar USD19,40 juta dan USD9,86 juta.

 

Turunnya ekspor migas ini tentu berpengaruh pada sektor penerimaan atau pendapatan negara dan juga daerah yang menonjolkan migasnya. Apalagi, migas merupakan komoditas yang menjadi unggulan negara sebagai pemasukan pada APBN maupun APBD.

 

"Walaupun harga minyak dunia sudah mulai stabil, besaran ekspor yang kita ekspor itu pengaruhi pendapatan negara," tandas Aden.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline