RIAU ONLINE, PEKANBARU — Pemerintah Provinsi Riau meminta perusahaan operator Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah Riau bersifat komunikatif agar kendala-kendala untuk target lifting atau produksi minyak mentah bisa terealisasi pada tahun 2017 mendatang.
“SKK Migas mematok target internal lifting untuk tahun 2017 mencapai 825.000 barrel per hari, meningkat dari target tahun ini yang hanya 822.000 BPH. Ini bukan hal yang mudah, jika operator KKKS mengalami kendala, hendaknya bersifat komunikatif,” kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Senin, 19 Desember 2016.
Andi Rachman yang merupakan sapaan akrab gubernur Riau ini mengatakan pencapaian ini bukanlah hal yang mudah. Untuk menggenjot produksi, perusahaan kerap menemukan kendala seperti masalah Analisis Dampak Lingkungan ataupun permasalahan sengketa lahan. Selain itu, eksplorasi sumur baru juga memerlukan konsultasi dan perizinan dari pemerintah pusat.
Baca Juga: Rieke Diah Pitaloka: Riau Miliki Potensi Sumber Daya, Tapi Minim Pengolahan
“Untuk mengatasi kendala itu, perusahaan harus mampu menjalin kerja sama yang baik kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” ungkap Andi Rachman.
Pemerintah Provinsi Riau, kata dia, tentu akan mendorong pihak setiap operator KKKS di wilayah itu untuk menggenjot produksinya. Karena dari data Pemprov Riau kontribusi sektor industri migas terhadap PDRB terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir.
PDRB sektor migas pada tahun 2011 tercatat 24,73%, terus meningkat pada tahun 2012 mencapai 25,46%, tahun 2013 mencapai 26,57%, tahun 2014 mencapai 27,53% dan tahun 2015 mencapai 28,26%. Tahun ini, diprediksi akan menyentuh 29% meski pemerintah belum merilisinya secara resmi.
Klik Juga: Nilai Eskpor Migas dan Sawit Riau 2016 Anjlok Drastis
“Tahun depan, presentasi ini diharapkan menyentuh 30%,” sebut Andi Rachman.
Riau merupakan daerah penghasil migas terbesar dengan dominasi 40% dari total produksi secara nasional. Riau memiliki 8 wilayah kerja (blok) yang dikelola oleh beberapa perusahaan, PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina, PT Energi Mega Persada, PT Bumi Siak Pusako dan PT Sarana Pembangunan Riau.
Data dari Pemprov Riau, nilai bersih dari ekspor Riau pada tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan. Anjloknya nilai ini ditengarai oleh harga migas dunia yang terjun bebas sehingga berdampak langsung pada nilai ekspor Riau yang didominasi sektor migas.
Lihat Juga: Pemprov Riau Siapkan BUMD Untuk Kelola Blok Rokan
Pada tahun 2015 lalu, nilai ekspor Riau hanya mencapai USD 3,530 juta. Padahal jika dibandingkan 4 tahun sebrlumnya, yakni pada tahun 2011, ekspor Riau menyentuh angka Us6,775 juta. Nilai ekspor ini juga setiap tahun terlihat mengalami tren penurunan setiap tahunnya. Dan menyentuh angka terburuk pada tahun 2015 lalu.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline