(INTERNET)
(INTERNET)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Sosial dan Politik (Kasospol) di masa Presiden Soeharto, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jangan coba-coba membenturkan prajurit TNI dengan rakyat.
Peringatan tersebut disampaikan Syarwan Hamid usai safari Jokowi ke markas-markas pasukan elite di matra TNI dan Polri. Di antaranya, Brimob untuk Polri, Kopassus untuk TNI AD, dan Marinir (TNI AL), pekan lalu.
"Kita cermati dan gelagat serta perilaku Presiden (Jokowi). Selalu berubah-ubah, lain diomongkan satu dengan lainnya. Termasuk datang ke kesatuan-kesatuan tentara, (ini) serba tiba-tiba, tiba-tiba jadi orang baik, datang kesana-kemari," kata Syarwan Hamid, saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 13 November 2016.
Baca Juga: Inilah Alasan IPW Samakan Jokowi dengan Soeharto Soal Aksi Damai 411
Syarwan mengakui ia hadir dalam Rapat Evaluasi dan Konsolidasi Pasca-Aksi Damai 4 November 2016, diselenggarakan GNPF-MUI dipimpin Bachtiar Nasir, bersama tokoh-tokoh Islam lainnya.
PASUKAN Kepolisian dari kesatuan Brimob dan Sabhara, mencoba memakaikan jubah saat gelar pasukan di Monumen Nasional (Monas), Rabu, 2 November 2016. Polisi berjubah ini dikecam oleh IPW, karena polisi tidak berlaku profesional dan proporsional.
Baca Juga
Kehadirannya dalam rapat evaluasi dan konsolidasi tersebut, karena Syarwan juga ikut serta dalam Aksi Damai 411 tersebut. "Itu evaluasi gerakan, sisi positif dan negatifnya seperti apa. Gerakan seperti itu harus dievaluasi, jangan kebablasan dan tidak sesuai rencana semula, melenceng nantinya," kata Syarwan.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di masa Presiden BJ Habibie ini menjelaskan, rencana bakal aksi damai kembali akhir November ini, masih sebatas wacana dilemparkan dari Bandung, Jawa Barat.
"Wacana tersebut seakan-akan sudah disepakati, tapi itu belum. Kecuali, pemerintah (Presiden Jokowi) bikin hal-hal mengecewakan umat Islam," kata jenderal bintang tiga kelahiran Siak, Riau itu.
Mengenai safari Jokowi ke kesatuan-kesatuan tentara, Syarwan mengatakan, orang bisa saja menafsirkan apa saja. Tapi momentumnya sekarang ini, ditujukan kepada gerakan-gerakan Aksi Dama 411 lalu.
Klik Juga: Pakai Jubah Amankan Aksi Damai Esok, ICW: Polisi Jangan Lebay Lah
"Tak perlu menakuti-nakuti rakyat, rakyat tak takut," kata mantan Wakil ketua MPR RI ini.
Syarwan menjelaskan kenapa rakyat tak gampang ditakut-takuti dengan TNI. karena nilai-nilai TNI manunggal, dekat rakyat sudah tertanam sejak masa Jenderal Besar Sudirman, saat perang kemerdekaan lalu.
"Nilai-nilai itu sudah tertanam di prajurit TNi. Itu gerakan (Aksi Damai) luar biasa, tak usahlah TNI diprovokasi," jelasnya.
Ia mengingatkan kembali Presiden Jokowi untuk tidak perantuk-antukkan antara TNI dengan rakyat. "Kita yakin, TNI tak mau dibenturkan dengan rakyat, apalagi gerakan kemarin. memang benar-benar dari rakyat," pungkasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline