Mahasiswa Kukerta Unri dan Desa Pasir Perkenalkan Permainan Tradisional ke Gen Alpha

Permainan-gasing-di-inhu2.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, INHU - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau (Unri) bersama dengan Pemerintah Desa Pasir Kemilu, Indragiri Hulu (Inhu) mengadakan program pelestarian tradisi lokal melalui permainan tradisional gasing. 

Program ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali budaya lokal kepada generasi muda atau generasi Alpha (Gen Alpha) sekaligus menjaga warisan budaya agar tidak hilang ditelan zaman.  

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini melibatkan 9 orang mahasiswa, yakni  Amelia Putri Diqlbina, Helsa Hesti Meiriza, Indah Febrianti, Kabul Ismail, Mena Aulia khausar, Revinizha Manda Rianto, Suci Anggraeni, Tria Gustina Sunariati, dan Wira Yusna Putri. Beserta arahan dari dosen membimbing Ahmal, serta para masyarakat desa, khususnya anak-anak dan remaja, untuk belajar dan bermain gasing. Selain itu, diadakan pula lomba gasing yang diikuti oleh berbagai kelompok usia, baik anak-anak maupun dewasa. 

Ketua Kelompok Kukerta UNRI, Kabul Ismail, mengungkapkan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mereka dalam mengintegrasikan pendidikan dengan pelestarian budaya lokal. 



"Kami melihat bahwa permainan tradisional seperti gasing memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Melalui kegiatan ini, kami berharap bisa mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengenal dan melestarikan permainan ini agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman," ujar Kabul.

Kepala Desa Pasir Kemilu, Dedy Roni, mengatakan bahwa program ini tidak hanya mendukung pelestarian budaya, tetapi juga mempererat hubungan sosial antar warga. 

"Permainan gasing ini merupakan salah satu tradisi yang sudah lama ada di desa kami. Dengan adanya program ini, kami berharap tradisi ini tetap lestari dan terus diwariskan kepada generasi berikutnya," kata Dedy Roni.

Acara ini mendapatkan sambutan positif dari warga desa yang antusias dalam mengikuti setiap rangkaian kegiatan. Pemerintah Desa Pasir Kemilu dan mahasiswa berharap bahwa program semacam ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam melestarikan budaya lokal mereka.