RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru mencatat persentase stunting mencapai 8,7 persen, dengan kasus stunting sebanyak 221 balita.
Angka ini dinilai lebih baik dari capaian Provinsi Riau yaitu sebesar 13,6 persen maupun nasional sebesar 21,5 persen.
Berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasiskan Masyarakat (e-PPGBM), angka stunting tertinggi terdapat di Kecamatan Limapuluh. Jumlah balita stunting 40 orang hingga Maret 2024.
"Jumlah balita yang sedikit di Senapelan, hanya 2 balita. Total anak stunting berdasarkan pengukuran di posyandu sebanyak 221 orang hingga Maret lalu," ujar Kepala Disdalduk KB, Kepala Muhammad Amin, Selasa 25 Juni 2024.
Ia mengatakan, pemerintah kota terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting. Pemko Pekanbaru membutuhkan anggaran sekitar Rp 40 miliar untuk menangani masalah stunting.
"Tahun ini, anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan stunting sekitar Rp 40 miliar. Anggaran ini disebar ke OPD yang berkaitan dengan penanganan stunting," ulasnya.
Lebih jauh ia menyampaikan, program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) tidak hanya difokuskan lagi pada anak stunting. Tetapi, program ini dikembangkan pada calon pengantin, ibu hamil, ibu dalam masa menyusui, anak bawah dua tahun, dan anak bawah lima tahun.
"Program BAAS sudah saya konsultasikan kepada Pj Wali Kota. Kami akan merekapitulasi pihak-pihak yang akan terlibat dalam program BAAS ini," tandasnya.