Menyongsong 240 Tahun Kota Pekanbaru, Beginilah Pekanbaru Dulu dan Kini

Tugu-Zapin-di-Pekanbaru2.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kota Pekanbaru akan genap berusia 240 Tahun pada 23 Juni 2024. Semarak kemeriahan mulai ditebarkan dengan berbagai rancangan agenda oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Pekanbaru yang telah nyaris mencapai usia dua setengah abad tersebut.

Pekanbaru terletak di tepian Sungai Siak dan pada awalnya merupakan sebuah kota kecil yang memiliki pasar atau disebut pula Pekan bernama Payung Sekaki atau Senapelan. Pada abad ke-18, wilayah yang kini menjadi  Pekanbaru ini berada pada lingkar pengaruh Kesultanan Siak, dan Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah atau dikenal pula Marhum Pekan, secara luas dianggap sebagai pendiri kota Pekanbaru modern.

Pekanbaru menjadi sebuah "kota kecil" pada tahun 1948 dan kotapraja pada tahun 1956, sebelum ditetapkan menjadi ibu kota Provinsi Riau sebagai pengganti dari Tanjung Pinang pada tahun 1959.

Dahulu, nama Pekanbaru dikenal dengan nama "Senapelan". Saat itu, Pekanbaru dipimpin seorang kepala suku disebut Batin. Daerah ini terus berkembang menjadi kawasan pemukiman baru. Seiring berjalannya waktu berubah menjadi Dusun Payung Sekaki yang terletak di muara Sungai Siak.

Pada 9 April 1689 telah diperbaharui sebuah perjanjian antara Kerajaan Johor dengan Belanda, yakni VOC. Dimana dalam perjanjian tersebut Belanda diberi hak yang lebih luas, di antaranya pembebasan cukai dan monopoli terhadap beberapa jenis barang dagangan. Selain itu, Belanda juga mendirikan Loji di Petapahan yang saat itu merupakan kawasan yang maju dan cukup penting.

Kapal Belanda tidak dapat masuk ke Petapahan, maka Senapelan menjadi tempat perhentian kapal-kapal Belanda. Selanjutnya, pelayaran ke Petapahan dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil.

Dengan kondisi ini, Payung Sekaki atau Senapelan menjadi tempat penumpukan berbagai komoditi perdagangan, baik dari luar untuk diangkut ke pedalaman maupun dari pedalaman untuk dibawa keluar. Barang-barang dari dalam yang mau diangkut ke luar berupa bahan tambang, seperti timah, emas, barang kerajinan kayu dan hasil hutan lainnya.

Pada perkembangan selanjutnya, Payung Sekaki atau Senapelan memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan. Letak Senapelan yang strategis dan kondisi Sungai Siak yang tenang dan dalam membuat perkampungan ini memegang posisi silang, baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan Kampar.

Hal ini juga merangsang berkembangnya sarana jalan darat melalui rute Teratak Buluh atau Sungai Kelulut, Tangkerang hingga ke Senapelan. Wilayah ini sebagai daerah yang strategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan yang cukup penting. Perkembangan Senapelan sangat erat dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, ia membangun istana di Kampung Bukit dan diperkirakan istana tersebut terletak di sekitar lokasi Masjid Raya sekarang. Kemudian, sultan berinisiatif membuat pekan atau pasar di Senapelan namun tidak berkembang.

Kemudian, usaha yang dirintis tersebut dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah, meskipun lokasi pasar bergeser di sekitar Pelabuhan  Pekanbaru sekarang.

Secara geografis  Kota Pekanbaru Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur Sumatera. Sehingga membuatnya terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi dengan wilayah administratif diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur sementara bagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar.

Kota ini dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5-50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34,1 derajat celcius hingga 35,6 derajat celcius dan suhu minimum antara 20,2 derajat celcius hingga 23,0 derajat celcius.

Sebelum tahun 1960  Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km persegi yang kemudian bertambah menjadi 62,96 km persegi dengan 2 kecamatan yaitu Kecamatan Senapelan dan Kecamatan Limapuluh.

Selanjutnya pada 1965 menjadi 6 kecamatan, dan tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah 446,50 km persegi setelah Pemerintah Daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah  Kota Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987.

Kemudian pada tahun 2003 jumlah kecamatan pada kota ini dimekarkan menjadi 12 kecamatan. Selanjutnya, Kota Pekanbaru kembali dimekarkan menjadi 15 kecamatan. 

Saat ini, 15 kecamatan di Kota Pekanbaru dan pembagian kelurahannya adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Bukit Raya

- Kelurahan/Desa Air Dingin

- Kelurahan/Desa Simpang Tiga 

- Kelurahan/Desa Tangkerang Labuai

- Kelurahan/Desa Tangkerang Selatan 

- Kelurahan/Desa Tangkerang Utara 

2. Kecamatan Lima Puluh

- Kelurahan/Desa Pesisir 

- Kelurahan/Desa Sekip 

- Kelurahan/Desa Tanjung Rhu 

- Kelurahan/Desa Rintis 

3. Kecamatan Marpoyan Damai

- Kelurahan/Desa Maharatu 

- Kelurahan/Desa Perhentian Marpoyan

- Kelurahan/Desa Sidomulyo Timur 

- Kelurahan/Desa Wonorejo 

- Kelurahan/Desa Tangkerang Barat 

- Kelurahan/Desa Tangkerang Tengah 

4. Kecamatan Payung Sekaki

- Kelurahan/Desa Air Hitam 

- Kelurahan/Desa Labuh Baru Barat 

- Kelurahan/Desa Labuh Baru Timur 



- Kelurahan/Desa Tampan 

- Kelurahan/Desa Bandar Raya

- Kelurahan/Desa Tirta Siak

5. Kecamatan Pekanbaru Kota

- Kelurahan/Desa Sukaramai 

- Kelurahan/Desa Sumahilang 

- Kelurahan/Desa Kota Tinggi 

- Kelurahan/Desa Kota Baru 

- Kelurahan/Desa Tanah Datar 

- Kelurahan/Desa Simpang Empat 

6. Kecamatan Sail

- Kelurahan/Desa Cinta Raja 

- Kelurahan/Desa Sukamaju 

- Kelurahan/Desa Sukamulya 

7. Kecamatan Senapelan

- Kelurahan/Desa Sago 

- Kelurahan/Desa Kampung Dalam 

- Kelurahan/Desa Kampung Bandar 

- Kelurahan/Desa Kampung Baru 

- Kelurahan/Desa Padang Terubuk 

- Kelurahan/Desa Padang Bulan 

8. Kecamatan Sukajadi

- Kelurahan/Desa Sukajadi 

- Kelurahan/Desa Harjosari 

- Kelurahan/Desa Kedung Sari 

- Kelurahan/Desa Kampung Melayu 

- Kelurahan/Desa Jadirejo 

- Kelurahan/Desa Pulau Karam 

- Kelurahan/Desa Kampung Tengah 

9. Kecamatan Tenayan Raya

- Kelurahan/Desa Rejosari 

- Kelurahan/Desa Bambu Kuning

- Kelurahan/Desa Bencah Lesung

- Kelurahan/Desa Tangkerang Timur 

- Kelurahan/Desa Industri Tenayan

- Kelurahan/Desa Melebung

- Kelurahan/Desa Sialang Sakti

- Kelurahan/Desa Tuah Negeri

10. Kecamatan Binawidya

- Kelurahan/Desa Binawidya

- Kelurahan/Desa Delima

- Kelurahan/Desa Simpang Baru

- Kelurahan/Desa Tobek Godang

- Kelurahan/Desa Sungai Sibam

11. Kecamatan Kulim

- Kelurahan/Desa Kulim

- Kelurahan/Desa Mentangor

- Kelurahan/Desa Sialangrampai 

- Kelurahan/Desa Pebatuan 

- Kelurahan/Desa Pematangkapau

12. Kecamatan Rumbai Barat

- Kelurahan/Desa Agrowisata

- Kelurahan/Desa Maharani

- Kelurahan/Desa Muara Fajar Barat

- Kelurahan/Desa Muara Fajar Timur

- Kelurahan/Desa Rantau Panjang

- Kelurahan/Desa Rumbai Bukit

13. Kecamatan Rumbai

- Kelurahan/Desa Sri Meranti

- Kelurahan/Desa Umban Sari

- Kelurahan/Desa Palas

- Kelurahan/Desa Lembah Damai 

- Kelurahan/Desa Limbungan Baru

- Kelurahan/Desa Meranti Pandak

14. Kecamatan Rumbai Timur

- Kelurahan/Desa Tebing Tinggi Okura 

- Kelurahan/Desa Sungai Ukai

- Kelurahan/Desa Sungaiambang

- Kelurahan/Desa Lembah Sari

- Kelurahan/Desa Limbungan

15. Kecamatan Tuahmadani

- Kelurahan/Desa Sidomulyo Barat 

- Kelurahan/Desa Sialangmunggu

- Kelurahan/Desa Tuahkarya

- Kelurahan/Desa Tuahmadani

- Kelurahan/Desa Airputih