Anggota Komisi I DPRD Riau, Mardianto Manan, saat mengikuti rapat dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa (PMD) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Provinsi Riau/Humas DPRD Riau
(Humas DPRD Riau)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemadaman listrik masyarakat, khususnya di Provinsi Riau, bukanlah yang pertama kali pada Selasa, 4 Juni 2024 kemarin. Masyarakat pun mengeluhkan pemadaman listrik sering terjadi tanpa pemberitahuan, bahkan hingga berjam-jam hingga terkait kompensasi atas pemadaman listrik tersebut.
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Riau, Mardianto Manan mengatakan, PLN seharusnya memberikan layanan prima kepada masyarakat. Apalagi, perusahaan negara tersebut sudah percaya diri memonopoli usaha pemasokan listrik bagi seluruh masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"PLN inikan sudah memonopoli pasokan listrik. Seharusnya bekerja secara prima, jangan sampai orang ada acara penting, ada event penting ada proyek penting, karena listrik tiba-tiba mati, kan rugi," ujarnya, Jumat, 7 Juni 2024.
Lanjutnya, apabila PLN memang tidak mampu bekerja, maka seharusnya tidak perlu memonopoli usaha listrik. Sehingga, apabila terjadi gangguan-gangguan dan pemadaman listrik seperti sebelumnya, masyarakat masih mempunyai opsi lain agar usaha dan kegiatannya tetap berjalan.
"Kalau tidak bisa maksimal melayani, kenapa harus memonopoli. Kan bisa saja seperti operator seluler, ada Telkomsel, XL, Three, dan sebagainya," pungkasnya.
Pemadaman listrik yang terjadi di sejumlah wilayah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sejak Selasa, 4 Juni 2024. Pemadaman listrik ini menyebabkan warga terdampak mengalami kerugian, baik secara materi maupun waktu.
Humas PLN UP3 Kota Pekanbaru Fauzar mengatakan, pemadaman listrik terjadi akibat terjadinya gangguan pada jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Linggau-Lahat.
Namun, hingga saat ini pihaknya terus melakukan perbaikan dan telah lebih dari 60 persen atau 550 ribu listrik pelanggan di Riau telah kembali menyala pada Rabu, 5 Juni 2024.
"Karena ada gangguan, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat. Saat ini, kami juga sudah bergerak melakukan perbaikan, kami sekali lagi mohon maaf atas gangguan yang terjadi," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah warga melalui akun Instagram @pln_up3pekanbaru, mengaku terdampak pemadaman listrik hingga selama belasan jam. Akibatnya, warga pun harus merugi karena kemacetan terjadi akibat matinya lampu traffic light, tidak bisa membuka usaha, terganggunya kegiatan pendidikan, bahkan ada warga yang harus ikhlas karena ikan koinya mati kekurangan oksigen.
"Sudah lebih dari 12 jam sejak kemarin diarea Rumbai Bukit," ujar seorang warga.
"Terpantau sudah 15 jam, di Gobah. Padahal kalau kami telat bayar diputus," celoteh warga lainnya.
Pemadaman listrik terjadi secara berkala hingga 6 Juni 2024 di masing-masing wilayah Provinsi Riau bahkan se-Sumatera. Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Riau dan Kepri (UID RKR), Tajuddin Nur mengatakan pasokan listrik saat ini sudah kembali normal 100 persen.
Namun, pihaknya masih melakukan pengamatan dan evaluasi agar kasus pemadaman listrik yang diduga akibat gangguan pada Transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Linggau-Lahat, Sumatera Selatan, tidak kembali terulang.