Nilai Ekspor Riau April 2024 Turun Hingga 0,32 Persen dari Tahun Sebelumnya

Nilai-Ekspor-Riau-April-2024-Turun-Hingga-032-Persen-dari-Tahun-Sebelumnya.jpg
(Annisa Al Zikri/Riau Online)

Laporan: Annisa Al Zikri

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat nilai Ekspor Riau pada April 2024 sebesar US$ 1.300,74 juta, atau mengalami penurunan sebesar 0,32 persen dibandingkan kondisi April 2023 yang mencapai US$ 1.304,92 juta Year on Year.

Kepala BPS Riau, Asep Riyadi mengatakan hal ini dapat dilihat dari ekspor non migas yang menurun, dari US$ 1,189,68 juta menjadi US$ 1.129,43 juta. Untuk sektor migas, meningkat dari US$ 115,24 juta menjadi US$ 161,01 juta Year on Year.

"Tapi kalau kita bicara man to man, kita bandingkan dengan kondisi Maret 2024 maka ekspor di bulan April menurun 6,51 persen, untuk ekspor non migas US$ 1.219, 08 juta menjadi US$ 1,139,74 juta. Sehingga jika ditotal secara man to man turun 6,01 persen dari US$ 1,383,96 juta menjadi US$ 1,300.74 juta," ujarnya, saat acara rilis berita statistik di Aula BPS Provinsi Riau, Rabu 15 Mei 2024. 

Asep menjelaskan, untuk ekspor migas ada penurunan dari US$ 164,89 juta menjadi US$ 161,01 juta, atau menurun 2,35 persen. Jika dilihat dari kondisi ekspor secara cumulative to cumulative ekspor pada Januari-April 2024, diperbandingkan dengan kondisi Januari-April 2023 secara umum ekspor Riau selama Januari April 2024 mengalami penurunan 10,09 persen, secara kumulatif dari US$ 6.28,31 juta menjadi US$ 5.419,92 juta.



"Jadi kita lihat untuk non migasnya ini ada penurunan 13,63 persen, dari US$ 5.554,35 juta menjadi US$ 4.798, 43 juta. Untuk ekspor migasnya ini justru ada peningkatan dari US$ 472,96 juta meningkat 31,41 persen menjadi US$ 621,49 juta," jelasnya.

Jika dilihat dari grafik garis, jumlah  level ekspor Provinsi Riau selama tahun 2024 mulai Januari - April, ekspornya lebih rendah dibandingkan dengan waktu yang sama di tahun 2023 maupun 2022. 

"Demikian juga untuk non migas juga bisa dilihat Januari-April ini pencapaian yang lebih rendah dibandingkan dengan waktu yang sama bulan Januari-April, baik di tahun 2023 maupun 2022. Perkembangan ekspor non migas ini bisa kita berdasarkan sektor untuk sektor non migas ekspor industri pengolahan dengan nilai sebesar US$ 1,12 miliar secara man to man ada penurunan 6,06 persen, sedangkan secara year to year juga ada penurunan sebesar 3,82 persen," kata Asep.

Asep menambahkan, untuk ekspor migas dengan nilai US$ 0,16 miliar ini berdasarkan man to man ada penurunan 2,35 persen, sedangkan berdasarkan year to year ada peningkatan yang signifikan sebesar 39,72 persen. Untuk ekspor pertanian dan lainnya dengan nilai US$ 0,02 miliar secara man to man turun 30,03 persen,  secara year to year juga turun 24,90 persen.

"Sehingga total ekspor non migas yang tadi kita bahas ialah US$ 1,30 miliar dan ada penurunan secara man to man 6,01 persen. Sama halnya secara year to year ada penurunan 0,32 persen, untuk ekspor non migas menyumbang 87,62% dari total ekspor selama April 2024. Dengan demikian ekspor non migas sangat mendominasi kondisi ekspor di Provinsi Riau yang kita pantau saat ini," ungkapnya.

Selain itu, dapat dilihat untuk migasnya sendiri memiliki kontribusi sebesar 12,38 persen, namun kalau kita lihat untuk komoditas pertanian adalah 1,23 persen. Sementara industri 86,39 persen, sedangkan industri pengolahan itu mencapai 86,39 persen. Selanjutnya nilai ekspor dari non migas secara akumulatif untuk komoditas lemak dan minyak nabati sebesar US$ 2,386,56 juta dengan pangsa 49,74 persen jika kita lihat dari tahun 2023 ada penurunan 17,53 persen. 

"Sementara, untuk kertas dan karton mengalami penurunan US$ 659,30 juta dengan pangsa 13,74% dan penurunan 11,03 persen di angka US$ 741,00 pada Januari 2023. Untuk bubur kayu dengan angka US$ 683,27 juta menurun  11,76 persen menjadi US$ 602,89 juta. Sementara lainnya kita sebutkan US$ 1.149,71 juta dengan pangsa 23,96 persen dan menurun 6,50 persen menjadi US$ 1.229,67 juta, terakhir menjadi US$ 1.149,71 juta," tutupnya.