4 Olahraga Tradisional Khas Riau, Ada yang Jadi Iven Nasional

Ilustrasi-Cakbur.jpg
(jadesta.kemenparekraf.go.id)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sebelum banyaknya bermunculan permainan modern yang memanfaatkan teknologi seperti gadget, komputer dan perangkat elektronik lainnya, masyarakat telah lebih dulu mengenal olahraga atau permainan tradisional. Olahraga tradisional didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan sukarela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur oleh peraturan permainan yang dijalankan secara turun menurun.

Olahraga tradisional adalah bentuk kegiatan olahraga yang berkembang di masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya olahraga tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memakai ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat.

Pelaksanaan olahraga tradisional dapat memasukan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak di dalamnya. Dengan menggunakan peraturan yang telah baku baik di suatu daerah maupun nasional dan memiliki tujuan untuk berkompetisi dan meraih prestasi. 

Namun, seiring perkembangan zaman tidak banyak lagi ditemukan olahraga tradisional kecuali di perayaan besar seperti Hari Kemerdekaan. 

Dilansir dari berbagai sumber, terdapat beberapa jenis olahraga tradisional dari Provinsi Riau di antaranya ada Pacu Jalur, Terompah Panjang, dan Egrang atau dikenal dengan Sitinjak serta yang terakhir Cakbur. 

1. Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah olahraga tradisional yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Kata Pacu sendiri berarti perlombaan memacu atau mendayung. Sedangkan Jalur merupakan sebutan masyarakat Rantau Kuantan untuk sampan atau perahu. Jalur sendiri sudah dikenal sejak abad ke-17, sebelum hadirnya transportasi darat dan dulunya digunakan masyarakat sebagai moda transportasi.

Kini, olahraga tradisional ini menjadi iven tetap dan diperlombakan yang  diikuti oleh 40-50 orang lebih. Masing-masing dari peserta Pacu Jalur punya peran masing-masing Di bagian ujung depan ada tukang tari yang berfungsi sebagai penyemangat. Lalu, ada anak pacu yaitu para pendayung jalur, dan ada juga tukang timba yang berperan menimba air yang masuk ke dalam jalur.


Sejak beberapa tahun, pacu jalur telah masuk kedalam kalender pariwisata nasional di Riau yang diadakan oleh masyarakat Kuansing.

2. Terompah Panjang

Terompah Panjang atau Bakiak Beregu adalah terompa atau selop yang panjang yang terbuat dari kayu dan tali terompahnya dari karet ban yang berderet dari 3 sampai 5 kaki yang bisa memakainya. Terompa ini harus sepasang. 

Permainan ini membutuhkan beberapa orang untuk membentuk satu grup yang akan bertanding dengan grup lainnya. Mereka harus memakai bakiak dan berjalan selaras, berbarengan  dari garis start hingga ke garis finish. 

Permainan ini bertujuan untuk membangun hubungan kerjasama dan kekompakan antar anggota di dalam tim agar dapat berjalan seirama. Umumnya, lomba bakiak beregu diadakan saat perayaan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus.

Permainan ini bermanfaat untuk melatih kekompakan, konsentrasi serta mentaati pemimpin untuk melangkah sehingga selamat mencapai tujuan, permainan ini dijumpai di seluruh wilayah Riau.

3. Egrang/ Sitinjak

Egrang/Sitinjak/Kaki Angau adalah permainan anak-anak yang menggunakan galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah.

Cara memainkannya yaitu kedua kaki menginjak titian yang terdapat pada masing masing bambu, kemudian langsung digunakan untuk berjalan.

Egrang dibuat dari dua batang kayu atau bambu yang panjangnya masing-masing sekitar dua meter. Kemudian sekitar 50 cm dari alas bambu/kayu tersebut dilubangi lalu dimasukkan bambu dengan ukuran 20-30cm atau dipakukan kayu  yang berfungsi sebagai pijakan kaki. Permainan ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Untuk itu diperlukan kehati-hatian agar tidak terjatuh. Permainan ini dapat dijumpai di seluruh wilayah Riau.

4. Cakbur

Permainan Cak Bur dikenal dengan nama permainan Galah Panjang. Permainan ini disebut Cak Bur karena pada saat permainan dimulai penjaga mengatakan “Cak” dan ketika permainan berakhir pemain mengatakan “Bur”. Permainan ini dilakukan oleh 2 tim yang dimana setiap tim terdiri atas beberapa orang. Permainan ini merupakan permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak anak di daerah Sumatera Barat dan Riau.

Artikel ini ditulis Anggi, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE