Mengenal Tamadun Melayu yang Dilupakan Generasi Muda Bumi Lancang Kuning

Tamadun-Melayu.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tamadun Melayu merupakan peradaban atau budaya Melayu. Peradaban itu terlihat dari budaya, sastra dan intelektualitas, seperti budaya pakaian, budaya tari, budaya bahasa, rumah atau bangunan, periklanan, berladang, dan lainnya. Kumpulan dari sejumlah budaya, sastra dan intelektualitas tersebut melahirkan Tamadun.

Tamadun diambil dari bahasa arab 'maddana' yang berarti membangun suatu kota, seseorang, sekelompok masyarakat atau peradaban. Tamadun dapat dipahami keadaan masyarakat yang bertambah maju. Melayu merupakan suku atau rumpun bangsa dan bahasa.

Tamadun Melayu erat kaitan dengan Islam. Hingga ada kalam hikmah berbunyi "Minangkabau tanpa Islam tinggal kabaunya saja, Melayu tanpa Islam hilang Me-nya tinggal Layu" dan "adat bersendi Syara', Syara' bersendikan Kitabullah".

Dinamika perkembangan Tamadun Melayu yang melahirkan berbagai warisan dan khazanah intelektual. Sayangnya, Tamadun Melayu telah banyak dilupakan oleh generasi muda Bumi Lancang Kuning.

Pemuda Kota Pekanbaru, Hafiz (21), mengaku tidak mengetahui tentang Tamadun Melayu.



"Kurang paham saya apa itu Tamadun Melayu, kalau ciri khas Melayu itu ya pakai baju kurung atau teluk belanga, pergi mengaji dan mengkaji ilmu, nilai keislaman kuat, ngaku budak Melayu pasti paten salatnya,” akunya.

Senada dengan Hafiz (21), Lena (22) juga tidak mengerti istilah Tamadun Melayu dan warisannya.

"Pernah dengar, tapi kurang paham juga,” ucapnya.

Nilai-nilai dari Tamadun Melayu sudah banyak berkurang pada generasi muda. Tapi masih ada generasi muda yang paham dan ikut dalam membangun Tamadun Melayu seperti Muhammad De Putra seorang penyair muda Riau), Aisyah Nur Ramadhani seorang Qori Internasional juara 1 MTQ internasional Tijan Annur Qatar, dan sejumlah sosok muda Riau lainnya.

Artikel ini ditulis A.Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE