Kabut Asap Karhutla Ancam Warga Riau, Warganet: Penyakit Riau

Kebakaran-Hutan-dan-Lahan16.jpg
(Riau Online/Defri Candra)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam Bumi Lancang Kuning. Di Kota Pekanbaru, masyarakat mulai mencium aroma asap saat menghirup udara pagi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, mencatat karhutla di Riau per Senin, 7 Agustus 2023, telah mencapai 1.146.53 ha.

Kepala BPBD Riau, M Edy Afrizal, mengatakan karhutla yang semakin meluas disebabkan kondisi alam dan angin yang kencang serta tanah gambut cukup dalam.

Maraknya karhutla di Bumi Lancang Kuning, memicu warganet untuk bereaksi. Tampak pada salah satu unggahan Instagram @infopku. Warganet menyebut karhutla sudah bagaikan penyakit bagi Riau, terutama saat musim kemarau.

"Penyakit Riau jika sudah masuk musim kemarau," ujar Budi***

"Bau asap saat buka jendela pagi," timpa Sirsa***

"Riau itu-itu saja masalahnya," sahut Monic***


"Jikalau hukum ditegakkan tanpa pandang buku, perusahaan tak akan pandang bulu membakar lahan," sebut Alfaruq**

"Tiap tahun, Pekanbaru selalu begitu," tutup Bella***

Lebih daripada itu, kabut asap hasil pembakaran hutan dan lahan ini bahkan berdampak pada kesehatan masyarakat. 

"Sekarang dampaknya belum terasa, karena masih baru. Jika terlalu lama atau lebih dari seminggu itu berdampak buruk bagi kesehatan manusia," ujar Dokter Spesialis Paru, dr Indra Yovi, Jumat, 4 Agustus 2023.

Mantan Jubir Covid-19 ini menjelaskan bahaya kabut asap berdampak pada infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Tapi nantinya bisa dikhawatirkan bisa berdampak infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit sesak nafas bagi orang mempunyai masalah paru seperti pada orang tua dan TBC," terangnya

Diterangkan Indra Yovi sejauh ini pihak rumah sakit belum menerima laporan pengobatan paru-paru yang disebabkan kabut asap karhutla.

"Sejauh ini masyarakat belum ada yang berobat paru-paru terkait kebakaran itu (karhutla). Tapi jika lebih dari seminggu atau dua minggu kebakaran tidak beres-beres bisanya baru muncul itu kunjungan bertambah," lanjut Pria berkacamata itu.

"Jika karhutla terus melanda dampak buruknya iritasi mata, keluhan mata, dan kemudian dalam kondisi tertentu orang-orang mengidap penyakit asma, TBC itu akan memperparah penyakitnya," tutup Indra Yovi.