RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kemarau kering yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bumi Lancang Kuning membuat pemerintah harus bertindak cepat. Sehingga, bencana kabut asap tidak terjadi lagi.
Gubernur Riau, Syamsuar, menyebut pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Semua personel gabungan pun cekatan dalam memadamkan api, sarana prasarana juga memadai.
Syamsuar mengatakan saat ini Riau membutuhkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Sekarang kita minta TMC dari BNPB," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, mengatakan TMC akan didatangkan ke Riau dalam waktu dekat.
"7 Agustus 2023 TMC nanti akan didatangkan ke Riau. Pengajuan sudah sejak sebulan lalu ke BNPB. Cuma kemarin mereka masih melakukan operasi di Kalimantan jadi baru bisa ke sini besok. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan KLHK," ungkapnya.
Ia berharap masyarakat tidak membakar hutan dan lahan. Sementara sejauh ini belum ada perusahaan yang terindikasi melakukan pembakaran.
Perubahan langit Riau sudah mulai terlihat. Jika biasanya cerah berawan kini mulai pudar. Bahkan hilir mudik heli water bombing pun aktif melintas udara di wilayah Tenayan Raya.
Kepala BMKG Riau, Ramlan, menyebut jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Kasim 8 km.
“Visibility untuk di Bandara SSK II Pekanbaru saat ini 8 km, pagi tadi jam 07.00 WIB, 7 km,” katanya.
Kendati begitu, ia menyebut jarak pandang masih kondusif untuk aktivitas penerbangan.
“Jarak pandang untuk pesawat yang dikhawatirkan saat take off atau landing pesawat adalah di bawah 1 km,” imbuhnya.