Proyek Jalan Inhil Terbengkalai, Mahasiswa Reteh: Permainan Pemerintah dan Kontraktor?

protes-warga-reteh.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indragiri Hilir (HIPPMI) dan Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Reteh (IPPMR) mempertanyakan proyek pengerjaan ruas jalan dan jembatan Pulau Kijang–Sanglar Kecamatan Reteh yang kerap terbengkalai.

Padahal, menurut data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Inhil 2022, anggaran Proyek Rekonstruksi Jalan Ruas 6 Pulau Kijang-Sanglar yang dikerjakan oleh CV Energi Gemilang mencapai Rp 12 miliar.

Ketua Bidang Advokasi Sosial dan HAM PB Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indragiri Hilir (HIPPMI), Syarif Hidayatullah mengatakan pemerintah seolah membuang anggaran karena permasalahan yang sama selalu terulang.

"Ketika masyarakat menanyakan kenapa ruas jalan Reteh selalu melakukan penimbunan tanpa pengaspalan, pemerintah selalu menjawab Inhil adalah letak geografis gambut dan pasang surut. Jika metode pengaspalan dilakukan tanpa perhitungan yang jelas maka hanya membuang anggaran yang sia-sia dan nanti ke depannya perlu perawatan jalan yang intens lagi," ujar Syarif kepada Riauonline.co.id, Kamis 11 Mei 2023.

Syarif menduga upaya penimbunan yang dilakukan pemerintah selama ini hanya menarik simpati masyarakat di awal saja. Sebab fakta di lapangan, jalan tak juga diaspal.

"Hal seperti itulah terus diucapkan kepada masyarakat awam. Hari ini masyarakat bukan memerlukan alasan atas keterlambatan. Para wakil rakyat digaji untuk memenuhi kebutuhan dan kekurangan masyarakat. Bukan melemparkan kembali permasalahan kepada masyarakat. Jika metode penimbunan adalah metode awal untuk membangun konstruksi yang kokoh. Maka bisa saja penimbunan hanyalah pencitraan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat," tegasnya.

Apalagi, menurut Syarif terkait keberangkatan Kepala Desa di Inhil saat melakukan studi banding ke Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2022 lalu seolah tidak ada urgensinya.


"Masyarakat sudah tau setiap janji yang disampaikan akan berakhir ibaratkan bangkai yang bau diserbu oleh ribuan lalat. Mungkin hasil studi banding Kades se-Inhil ke Lombok yang dilakukan tahun 2022 hanya menghasilkan predikat para kades terkompak dalam piknik se-Indonesia," tandasnya.

Sementara, Demisioner Sekretaris Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Reteh (IPPMR-Pekanbaru), Agus Sandi mengungkapkan selama dua periode kepemimpinan Bupati Inhil, M Wardan tidak ada pembangunan jalan yang selesai khususnya ruas Kecamatan Reteh ke Kecamatan Keritang.

"Kenapa setiap adanya proyek pembangunan atau perbaikan jalan di Kecamatan Reteh tidak pernah selesai. Hanya ditimbun dan dilakukan pengerasan, tidak pernah sampai ke tahap pengaspalan. Kalau hanya penimbunan itu cuma bertahan beberapa bulan saja. Belum lagi kalau hujan jalan jadi becek, padahal anggarannya bukan sedikit," tuturnya.

Agus menyebut, terlebih proyek pengerjaan jembatan parit 16 yang terputus juga tidak diselesaikan tepat waktu sehingga kian menyulitkan masyarakat. 

"Dikarenakan masa pengerjaaan jembatan yang berhenti, lagi-lagi kasus yang sama terjadi lagi di Kecamatan Reteh. Udah hampir 1 tahun jembatan ini tidak selesai pembangunannya. Proyek mangkrak. Apakah ini permainan pemerintah kabupaten dengan kontraktor? masih jadi misteri sampai sekarang," pungkasnya.

Dihimpun dari data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Inhil, pada 20 Desember 2021 Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan pada Ruas 6 Pulau Kijang - Sanglar dan Ruas 7 Sanglar - Kota Baru mencapai Rp200 juta. Sedangkan pada 27 Desember 2021 mengenai Pengawasan Teknik Rekonstruksi Jalan Ruas 6 Pulau Kijang - Sanglar Kecamatan Reteh mencapai Rp 250 juta.

Selanjutnya pada 3 Februari 2022, anggaran Rekonstruksi Jalan Ruas Pulau Kijang - Sanglar dimenangkan oleh CV Energi Gemilang mencapai Rp12 miliar. Disusul pada 19 April 2022 terkait Pengawasan Teknik Rehabilitasi Jembatan pada ruas 6 Pulau Kijang - Sanglar dan Ruas 7 Sanglar - Kota Baru yang dimenangkan PT Putra Aulia Konsultan mencapai Rp200 juta.

Lalu pada 28 Juni 2022, Pembangunan Jembatan Pada Ruas 6 Pulau Kijang - Sanglar dan Ruas 7 Sanglar - Kota Baru pun mencapai Rp15 miliar dan dimenangkan oleh CV Arah Sakti. 

Namun, hingga saat ini kondisi jalan dan jembatan yang ada di Kecamatan Reteh kian memprihatinkan.