RIAU ONLINE, PEKANBARU - Memasuki tahun politik jelang Pemilu 2024 dianggap sebagai momen penting yang dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Tahun politik juga penuh makna dan intrik. Dengan begitu perlunya menjaga keberagaman di tahun politik agar tidak terpecah belah.
Pengamat Politik dan Hukum Tata Negara Universitas Islam Riau (UIR), Husnu Abadi mengatakan, partai dan presiden masuk dalam aspek kehidupan manusia jika sudah memasuki tahun politik.
"Di grup paguyuban yang berdasarkan kedaerahan pun juga masuk suasana pilpres dengan berbagai macam kekanak-kanakan dan kedewasaan. Di paguyuban sekalipun tidak cukup dengan menyanjung-nyanjung capresnya. Selalu dengan nafsu membuli dan menyingkirkan lawannya," katanya pada RIAU ONLINE, Rabu, 9 Mei 2023.
Menurut dosen pasca sarjana UIR itu kondisi demikian sangat memprihatinkan. Bahkan, di organisasi kemahasiswaan pun jika sudah berbicara pilpres itu selalu sengit.
"Penyakit bangsa kita yang segera dipulihkan. Namun, tidak bisa dalam sekejap. Menurut saya, jika ingin menyanjung PR ya silakan. Tidak perlu menjatuhkan, membuli, atau ujaran kebencian pada calon yang lain," ujarnya.
Menurutnya, penyakit bangsa juga harus dipulihkan dari calon pemimpin di negeri ini, sehingga tidak saling menjelek-jelekkan satu sama lain. Husnu menyebut embrio konflik antar pendukung jika penyakit bangsa tidak bisa dikurangi.
"Oleh karena itulah, bagi teman saya, sikap untuk calon pilpres tidak perlu dibumbui semangat untuk mengumbar ujaran kebencian. Untuk menjaga sebagai bangsa. Jangan sampai ada konflik diantara kita. Sebab, itu menunjukan bangsa yang lemah," paparnya.