BBPOM Pekanbaru Temukan 27 Produk Mengandung Boraks dan Kadaluarsa

BBPOM-pengawasan-di-pasar.jpg
(dok. BBPOM Pekanbaru)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru menemukan 27 kaleng produk kadaluarsa dan dua sampel makanan mengandung boraks dan rhodamin B.

Produk-produk mengandung bahan berbahaya ini ditemukan saat BBPOM Pekanbaru melakukan pengawasan pangan saat Ramadan 1444 Hijriah. 

Pengawasan dilakukan sebagai upaya pengawalan mutu dan keamanan pangan di sarana distribusi pangan dan sentra takjil di Kota Pekanbaru, yakni di Pasar Limapuluh dan Pasar Sail bersama Dinas Kesehatan. 

Kepala BPOM Pekanbaru Yosef Dwi Irwan menjelaskan pengawasan mutu makanan dilakukan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pangan pada saat Ramadan.

"Pengawasan ini karena terkadang momen Ramadan ini dimanfaatkan oknum pedagang yang tak bertanggung jawab untuk menjual produk pangan yang tidak memenuhi ketentuan tanpa izin edar, rusak, kadaluarsa atau mengandung bahan berbahaya," ujar Yosef, Senin, 27 Maret 2023.

Tim juga melakukan pemeriksaan sarana retail di Pasar Lima Puluh dan Pasar Sail. Dari 8 sarana yang diperiksa, hanya 7 sarana memenuhi ketentuan. 

"Satu sarana yang tidak memenuhi ketentuan karena menjual pangan olahan yang telah habis masa izin edarnya, totalnya sebanyak 27 kaleng dengan nilai ekonomi sekitar 5 juta rupiah," jelasnya.



Di samping itu, tim terpadu ini juga melakukan pemeriksaan sarana distribusi pangan, seperti sampling dan uji cepat terhadap pangan olahan yang dijual di Pasar Lima Puluh Kota, Pasar Sail dan sentra takjil di Jalan WR Supratman.

Tim melakukan ujicoba sebanyak 79 sampel makanan seperti mie, delima, cincau, cendol, kulit lumpia, tahu, lontong, bumbu pecal, rumput laut, kerupuk, bubur mutiara, bakso, jelly, minuman berwarna, empek-empek, ikan asin, dan lain sebagainya. 

"Ada dua sampel makanan diuji cepat menggunakan rapid test yakni ditemukan mengandung Boraks pada kerupuk tempe dan Rhodamin B pada bahan cendol delima," terang Kepala BPOM.

Tim kemudian menyampaikan kepada penjual agar tidak menjual pangan tersebut karena beresiko pada kesehatan.

"Kami akan lanjutkan penelusuran ke sumber, karena pedagang mengaku mendapatkan bahan makanan tersebut dari Pasar Pusat Agus Salim," beber Yosef.

Selain pengujian sampel makanan, tim gabungan ini juga melakukan edukasi secara langsung kepada para pedagang dan konsumen, melalui pemberian leaflet tentang arti pentingnya Keamanan Pangan kepada masyarakat, dan pemasangan spanduk Keamanan Pangan. 

"Kegiatan intensifikasi pengawasan pangan ini akan terus dilakukan di seluruh wilayah kerja Balai Besar POM di Pekanbaru hingga hari raya Idul Fitri," pungkasnya.