Syamsuar Wakili Gubenur Se-Indonesia Terima Perpres Vokasi dari Menteri Airlangga

Syamsuar631.jpg
(Dok Diskominfo Riau)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau, Syamsuar, mewakili gubernur se-Indonesia menerima Perpres Vokasi yang diserahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Penyerahan itu disaksikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menaker Ida Fauziyah, serta sejumlah pejabat dari Kantor Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.

Adapun Perpres Nomor 68 Tahun 2022 yang diterima Syamsuar berkaitan tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, yang diserahkan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2023.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau di bawah kepemimpinan Syamsuar telah lebih dulu menerbitkan Peraturan Gubernur Riau (Pergubri) Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penguatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Melalui Kemitraan dengan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja. Tentu saja Perpres No 68/2022 yang diluncurkan saat ini sejalan dengan Pergubri No 6/2022.

Orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning itu menerbitkan Pergubri No 6/2022 sebagai bentuk komitmen Pemprov Riau dalam mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras atau link and match dengan kebutuhan industri, dunia usaha, dan dunia kerja.

"Terima kasih atas apresiasi ini. Insya Allah kita sangat berkomitmen atas pendidikan vokasi ini, agar kita memiliki angkatan kerja yang kompeten di bidangnya," ungkap Syamsuar setelah menerima Perpres Vokasi.


Sementara itu,Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa Perpres tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia. Mengingat Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030 mendatang. 

"Indonesia akan memiliki lebih banyak angkatan kerja produktif. Tapi tidak semua negara berhasil memanfaatkan bonus demografi ini," ucapnya.

Untuk Asia, hanya Singapura dan Korea Selatan (Korsel) yang berhasil. Sehingga menempatkan ekonomi kedua negara menjadi negara yang maju. Dengan begitu, Indonesia benar-benar membutuhkan angkatan kerja yang berkompeten.

Jika tidak, menurutnya, kesempatan kerja yang terbuka luas akibat pembangunan infrastruktur dimana-mana akan dimanfaatkan oleh negara lain. 

"Bayangkan saja, di sektor digital saja, setahun tidak kurang kita butuh 600 ribu tenaga kerja. Ini belum sektor yang lain," ucapnya. 

Vokasi yang unggul akan membuat Indonesia unggul pula. Tentulah, melalui vokasi akan lahir SDM yang siap kerja. ((Adv Pemprov Riau)