Kemenag: Banyak Isu Aktual Ponpes di Riau yang Tidak Bisa Dianggap Enteng

Kepala-Pakis-Kemenag-Riau.jpg
(TIKA AYU/RIAUONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Riau tahun 2022, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Riau, Edwar S Umar, memaparkan banyaknya isu aktual pondok pesantren (ponpes) di Bumi Lancang Kuning, Selasa, 13 Desember 2022. 

Edwar mengatakan isu aktual menyoal ponpes di Riau mulai dari adanya kemudahan ruh dari santri dan kiai, lalu rendahnya hasil ujian akhir para santri, juga masih lemahnya penyerapan IT di hampir seluruh ponpes di Riau. 

"Isu aktual ini eksis, kita jawab untuk bangun roh ponpes, dan alhamdulillah markas tahfidz quran di Riau, dan ponpes tahfidz mulai membangun ruh ponpes sedemikian," ujarnya saat memberikan sambutan mewakili Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau H Mahyudin. 

Mahyudin juga menyinggung masalah kekerasan fisik di ponpes. Ia menegaskan kepada tenaga pendidik di ponpes untuk memutus rantai kekerasan jika terjadi pelanggaran di lingkungan ponpes.

"Ketika ini sudah jadi peraturan tidak ada lagi tindak kekerasan, yang ada saya minta berilah cinta kasih dan tauladan. Maka kepada pimpinan kiai yang saya muliakan, tidak ada lagi hukuman-hukuman bagi para santri, tidak ada lagi santri yang dihukum," harapnya. 



Jika saja praktik kekerasan masih marak dan dilakukan tenaga pengajar di lingkungan madrasah, maka kata Edwar, harus siap ditindak hukum ancaman penjara 15 tahun dengan dasar hukum UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Dalam Perkara Penyiksaan. Maka dari itu perlunya tenaga pengajar berkaca pada oleh Surat Edaran Dirjen Pendis Kemenag Nomor B-86/ DJ.I /PP.03/ 01 TAHUN 2022 Tentang Penerapan Satuan Pendidikan Ramah Anak Pada Madrasah. 

Menyoal ketertinggalan adaptasi perkembangan teknologi, Edwar menyebut, pondok pesantren di Riau harus diakui kesiapan teknologinya jauh tertinggal dengan pondok pesantren seperti di Jawa. Sehingga penting menurut Edwar melakukan terobosan agar santrinya dapat cakap teknologi. 

"Tentang komputerisasi kita sudah masuk era 5.0 seluruhnya sudah pakai sistem komputerisasi, kalau ponpes lambat penyerapan IT-nya, maka ponpes sebagai lembaga pendidikan tertinggal. Oleh karena itu di forum inilah dihadapi pimpinan ponpes bagaimana masukan ponpes dengan Alquran dengan sunnah rasul dan IT nya, tentunya perilaku ketauhidan," terangnya.