Ulah Anarkis Suporter Rapuhkan Sepak Bola Indonesia di Kancah Dunia

Aremania-mengamuk.jpg
(Twitter via Suara.com)


RIAUONLINE - Optimisme dalam dunia sepak bola Indonesia kembali bangkit setelah Indonesia berhasil maju di sejumlah perhelatan akbar laga dunia. Berbagai prestasi ditorehkan pesepakbola Indonesia setelah menumbangkan tim sepak bola dari berbagai negara.

Rangking sepak bola Indonesia pun melonjak tajam dengan signifikan. Gemilangnya prestasi para punggawa di lapangan hijau ini tentunya menciptkan harapan dari para pecinta sepak bola Tanah Air.

Terlebih lagi, Indonesia selangkah lagi akan memasuki laga dunia. Piala Asia 2023 dan Piala Dunia U-20 2023 sudah di depan mata. Decak kagum sekaligus rasa iri pun datang dari berbagai negara.

Namun, semua pencapaian dari perjuangan panjang di lapangan hijau seakan runtuh oleh ulah anarkis para penggila sepak bola Tanah Air. Mereka tak suka. Mereka tak senang tim kesayangan kalah meski laga berjalan adil.

Stadion yang seharusnya tempat para suporter menumpahkan segala dukungan pemain sepak bola, baik kalah maupun menang, justru berubah menjadi lokasi meluapkan kekecewaan.

Berawal dari insiden perusakan dan pembakaran bangku penonton di Stadion Utama Riau. Para Suporter PSPS Riau berjuluk Asykar Theking mengamuk setelah PSPS Riau ditekuk PSMS Medan dalam lanjutan Liga 2 Indonesia pada Rabu, 22 September 2022, lalu.

Sebanyak 577 bangku penonton di Stadion Utama Riau dirusak, dibakar, para suporter yang tak menerima hasil pertandingan berakhir dengan skor 3-4.

"Ada 577 kursi yang rusak saat PSPS Riau vs PSMS Medan," ujar Presiden Klub, Norizam, Senin, 25 September 2022.

Akibatnya, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi tegas kepada Panitia Pelaksana (Panpel) dan Manajemen PSPS riau.

"Merujuk kepada Pasal 51 Ayat 1 Regulasi Liga 2 Tahun 2022/2023 jo Pasal 69 Ayat 1 dan Ayat 2 Kode Disiplin PSSI Tahun 2018 jo Pasal 70 Ayat 1, Ayat 4 dan Lampiran 1 Nomor 5 jo Pasal 13 Ayat 2 dan Ayat 3 Kode Disiplin PSSI Tahun 2018, Klub PSPS Riau dan Panitia Pelaksana Pertandingan PSPS Riau dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton (sebagai tuan rumah) sebanyak 3 (tiga) kali pertandingan berturut-turut dan berlaku sejak pertandingan terdekat," sebut Komdis PSSI.

PSSI menjatuhkan sanksi kepada PSPS Riau berupa larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah hingga tiga kali pertandingan berturut-turut, serta denda sebesar Rp 115 juta.


Setelah PSPS Riau, giliran Arema FC yang terancam sanksi. Pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya semalam, Sabtu, 1 Oktober 2022, di Stadion Kanjuruhan berujung tragedi.

Ribuan suporter Arema FC, Aremania, mengamuk dan merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC mengalami kekalahan. Pemain Persebaya meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda. Sedangkan sejumlah pemain Arema FC yang masih di lapangan diserbu suporter.

Kerusuhan itu kian membesar. Sejumlah flare dilemparkan, termasuk benda-lainnya. Petugas gabungan dari kepolisian dan TNI berupaya menghalau para suporter yang mengamuk.

Di sejumlah titik di dalam stadion tersebut juga ada kobaran api. Tampak dua unit mobil polisi, yang salah satunya mobil K9 dibakar. Satu unit mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.

Petugas lantas menembakkan gas air mata di lapangan, mengingat jumlah petugas keamanan tak sebandingn dengan ribuan suporter Arema FC. Akibatnya, banyak suporter yang sulit bernafas dan pingsan.

Kepanikan di area stadion pun semakin membuncah ketika banyak suporter yang pingsan. Terlebih lagi, tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan tidak sebanding dengan jumlah suporter yang membutuhkan pertolongan.

Para suporter mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-terinjak saat berupaya meninggalkan tribun stadion. Para suporter yang panik akhirnya berhamburan.

Bukan sekedar perusakan, nyawa pun melayang. Hingga Minggu, 2 Oktober 2022, pagi, sebanyak 129 orang dilaporkan tewas dan 180 lainnya dalam perawatan di rumah sakit.

Belum lagi kerugian materil. Setidaknya, 13 mobil, 10 di antaranya milik kepolisian dirusak dalam amukan suporter.

Termasuk di antaranya dua bibit unggul yang siap meneruskan langkah para pesepakbola di masa depan. Keduanya adalah Gabrielle dan Revano dari Gestra Paranane FA.

Kedua pesepakbola asal Malang itu datang untuk menyaksikan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Bendahara tim Gestra Paranane FA, Eka Wulansari, membenarkan bahwa kedua pemain yang masih berusia 16 dan 17 tahun itu turut menjadi korban meninggal dalam tragedi tersebut.

Keduanya bermimpi untuk dapat bermain di Arema FC. Sehingga, keduanya selalu meminta izin untuk menyaksikan tim impiannya bermain laga home.

Miris, mimpi keduanya berakhir bersama hilangnya nyawa setelah menyaksikan tim impian berlaga.

Kini, sepak bola Indonesia kembali rapuh. Terancam runtuh. Bukan PSSI, kali sanksi FIFA menjadi ancaman terbesar bagi sepak bola Indonesia.

Indonesia yang sedikit lagi bergabung di laga sepak bola bergengsi di dunia, tengah dihantui sanksi dari federasi pengendali sepak bola internasional.