8 Sekolah di Pekanbaru Tutup Sementara Akibat Covid-19, Disdik Evaluasi PTM

SMPN-18-Pekanbaru.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU- Sejak awal Februari 2022, ada delapan sekolah di Pekanbaru menghentikan pembelajaran tatap muka untuk sementara. Pasalnya, sejumlah peserta didik ditemukan hasil tesnya positif dan reaktif Covid-19.

 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas menuturkan, saat ini enam sekolah masih menghentikan pembelajaran tatap muka untuk sementara. Pihak sekolah menghentikan aktivitas belajar di sekolah karena terdapat peserta didik yang reaktif usai menjalani swab antigen.

 

Sekolah tersebut yakni SMPN 9 Pekanbaru, SMP IT Bunayya Pekanbaru, SMPN 10 Pekanbaru, SMPN 7 Pekanbaru, SMPN 30 Pekanbaru dan SMPN 22 Pekanbaru. Total ada 18 peserta didik yang hasil swab antigennya reaktif usai pemeriksaan oleh tim kesehatan.

 

 

Sementara itu, dua sekolah lainnya sudah kembali belajar tatap muka yakni di SMPN 1 Pekanbaru dan SMPN 18 Pekanbaru. Kedua sekolah tersebut sudah dilakukan sterilisasi selama aktivitas belajar ditiadakan sementara.

 

"Walau demikian, nanti tetap kita tetap lakukan evaluasi dan cermati pendapat ahli epidimolog dan dinas kesehatan," ujarnya, Sabtu 12 Februari 2022.

 

Ismardi menyebut, pihaknya bakal melakukan evaluasi terhadap pembelajaran tatap muka. "Kalau mengikuti arahan pola SKB empat menteri, ada sekolah yang muridnya kena itu saja ditutup sementara. Begitu SOP nya," jelasnya.

 

Ada sejumlah skema alternatif yang bakal diterapkan seiring peningkatan kasus Covid-19 saat ini. Ia menyebut, bisa saja mengurangi durasi belajar atau mengurangi jumlah murid yang masuk ke sekolah.



 

"Kita masih menanti arahan dari pak wali terkait belajar tatap muka. Intinya sekarang kita laksanakan sesuai SOP, " paparnya.

 

Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi juga mengingatkan sekolah agar lebih memperketat protokol kesehatan. Apalagi di sekolah itu banyak peserta didik yang belum vaksin. 

 

 

"Sekolah harus lebih lagi perketat prokes, apalagi kalau banyak yang belum vaksin," tegasnya.

 

Menurutnya, peserta didik yang belum vaksin bisa segera mendapat suntikan vaksin sebagai upaya mencegah penyebaran virus. Ayat mendorong tim satgas memberikan perhatian khusus terhadap sekolah tersebut.