Bukan Lingkungan, Ini Faktor Utama Penyebab Orang Terjerumus Narkoba

Rezki-Febri2.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU- Banyak orang awam menilai seseorang memakai narkoba karena pengaruh dari lingkungan. Padahal banyak juga orang yang tinggal di lingkungan narkoba namun memilih tidak memakai narkoba.

 

Hal itu disampaikan Rezki Febri saat diundang dalam Riau Online Podcast. Menurutnya, seseorang memakai narkoba itu murni dari keinginannya sendiri.

 

"Banyak yang tinggal di lingkungan narkoba tapi memilih tidak terjerumus narkoba. Berarti yang salah bukan lingkunganya tapi orangnya sendiri. Saya dapat ilmu seperti itu setelah saya menjalani program rehabilitasi," jelas Rezki yang pernah direhabilitasi di Lido, Bogor, Jawa Barat.

 

Siapa sangka, belasan tahun lamanya kecanduan narkoba, kini Rezki telah pulih. Pria yang akrab dipanggil Kiki ini menjadi Konselor Adiksi BNNP Riau.

 

"Dulu, sebelum saya menjalani program, saya masih sibuk menyalahkan orang lain. Bahkan keluarga sendiri saya salahkan atas apa yang saya perbuat. Karena jalan otak tidak sempurna ketika ia memakai narkoba. Ia menganggap apa yang dilakukan semua benar menurutnya," kata Kiki.

 

Lebih lanjut ia bercerita, dirinya juga bukanlah anak yang hidup dalam keluarga yang suka mengekang. Artinya, orang tua Kiki membebaskan anak-anaknya mengarah ke mana saja. Namun jika ada masalah bisa saling cerita.


 

"Orang juga beralasan ia memakai narkoba karena hidupnya terlalu dikekakang. Saya bahkan dari keluarga yang orang tuanya sangat demokratis," ujarnya.

 

Pria kelahiran Pekanbaru tidak malu-malu bercerita masa di mana dirinya pernah kecanduan mengonsumsi narkoba. Ia berujar, selama 17 tahun telah bergelut dengan barang haram tersebut.

 

Kiki tidak menampik bahwa banyak hal buruk yang ia alami selama menjadi pecandu. Mulai dari diasingkan keluarga besar, skripsi tidak selesai dan karir pekerjaan juga berantakan.

 

"Ketika seseorang sudah mencoba mamakai narkoba, perlahan mereka juga bakal jadi pengedar. Mereka berupaya mencari uang untuk mendapatkan barang haram tersebut," ucapnya.

 

Anak bungsu dari enam bersaudara itu juga sempat menjadi kurir pada 2018 silam. Ketika itu, kata Kiki, semua akses ke rumahnya sudah ditutup orang tua. Ia tidak tau lagi bisa dapat uang dari mana.

 

Pria kelahiran tahun 87 ini  juga sempat mencoba alkohol di bangku kelas 6 SD. Menurutnya, ia didorong rasa penasaran berlebihan. Hal itu pula yang membuatnya ingin mencoba narkoba.

 

 

"Efeknya pakai narkoba itu bisa nge-fly, melayang sama kayak alkohol. Harga alkohol waktu itu Rp 6 ribu, alkohol 40 persen. Tahun 2002 coba narkoba karena penasaran punya abang," ulasnya.

 

Kini Rezki Febri merasa dirinya kembali dilahirkan dan punya kehidupan baru. Belum lama, ia pulang dari tempat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba.