RIAUONLINE, PEKANBARU - Pengamat Komunikasi Politik, Panca Setyo Prihatin menilai potensi adanya money politik menguat menjelang Pilkada.
Batas waktu yang cukup pendek dan juga krusialnya PSU yang dilakukan terbatas memungkin money politik jadi jalan pintas bagi para paslon.
"Dalam kontestasi politik ini sering terjadi, para kontestan berusaha bagaimana pun caranya agar ia mendapat suara. Ini sesuatu yang sering terjadi tapi sulit dibuktikan," ujar Panca, Jumat, 26 Maret 2021.
Hal ini harus menjadi perhatian bagi KPU penyelenggara maupun Bawaslu selaku pengawas untuk meningkatkan pengawasan hingga di tingkat TPS untuk menekan kemungkinan tersebut.
"Tugas dari KPU selaku penyelenggara termasuk Bawaslu sebagai pengawas untuk mengawasi perilaku tidak terpuji itu," tambahnya.
Tak hanya itu, ia juga melihat potensi konflik horizontal antar pendukung juga amat mungkin terjadi. Lokus suara yang kian kecil memungkinkan eskalasi benturan antar tim.
"Bisa jadi konflik horizontal antar pendukung. Kali ini mereka berfokus di wilayah yang sama. Jika sebelumnya mereka memiliki kavling-kavling suara yang sudah terpolarisasi. sekarang mereka suka tidak suka melakukan kerja politik di tempat yang sama," jelasnya.
Terkait hal ini, pengamanan dari penegak hukum diperlukan jelang hari H PSU.
"Kerjasama dengan pihak kepolisian ataupun Bhabinkamtibmas juga diperlukan untuk menekan potensi tersebut," ujarnya.
Namun lebih dari itu semua, ia berharap ada political will yang sehat antar masing-masing paslon sehingga apapun yang terjadi yang diuntungkan adalah masyarakat.
"Oleh karena itu saya berharap betul perilaku politik kita jauh dari hal itu. Kita kan sebetulnya juga memberi edukasi politik," ungkapnya.
Ia berharap para paslon tidak hanya berpikir tentang bagaimana cara memenangkan Pilkada tetapi juga bagaimana cara menjalankan pemerintahan sesudah ia terpilih.
"Tidak hanya memenangkan kontesasi Pilkada, tetapi juga harus memenuhi janji-janji politiknya. Itu baru pemenang," tutupnya.