Ini Kendala Penertiban Truk ODOL di Jembatan Timbang Kuansing

kuansing-jembatan.jpg
(istimewa/robi)

RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Jembatan timbang di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau belum bisa menerapkan kewajiban transfer angkutan barang bagi mobil angkutan yang melebihi muatan atau over loading seperti CPO dan Batu Bara serta angkutan lainnya.

Pasalnya, jembatan timbang di Kuansing belum memiliki bak penampungan untuk transfer angkutan bagi truk yang masuk kategori Over Dimension Over Loading (ODOL).

"Kendala kita belum bisa melakukan transfer muatan angkutan barang di jembatan timbang kita belum memiliki bak penampungan dan alat berat," kata Kepala Satuan Pelayanan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau Jembatan Timbang di Kuansing, Bambang Armanto kepada Riau Online, Rabu, 17 Maret 2021 lalu.

Bambang mengatakan, transfer muatan dilakukan terutama bagi mobil angkutan barang seperti CPO dan Batu Bara. "Seperti mobil CPO mau transfer muatan pakai apa karena bak penampungan kita belum ada. Begitu juga batu bara kita belum memiliki alat berat," kata Bambang.

Kalau di daerah Pulau Jawa kata Bambang, jembatan timbang di sana sudah lengkap memiliki bak penampungan dan alat berat.

"Sudah kita usulkan ke Kementerian melalui Dirjen Perhubungan Darat, semoga bisa dikabulkan nanti," katanya.


Sekarang kata Bambang lagi, mobil angkutan barang dan logistik bila melakukan pelanggaran masuk kategori ODOL kita berikan tilang.

"Persoalannya sekarang mereka enggan masuk ke jembatan timbang," pungkasnya.

Pihaknya sudah mengajukan permohonan agar ada polisi militer (PM) yang bisa mem back up jembatan timbag. "Kalau sekarang anggota kita yang turun ke jalan. Itupun kita tidak bisa setiap waktu," katanya.

"Apabila ada anggota kita di jalan mereka kita arahkan masuk. Tapi banyak juga yang berhenti ketika melihat anggota kita berdiri di depan jembatan timbang. Mereka enggan masuk," kata Bambang.

"Setiap mobil angkutan barang dan logistik itu wajib masuk jembatan timbang. Tapi mereka enggan masuk dan memilih menerobos di jalan raya," katanya.

Bambang menambahkan, sebenarnya fungsi jembatan timbang ini hanya untuk pengawasan.

"Tapi sekarang kita harus turun ke jalan agar mobil ini bisa masuk ke jembatan timbang."

"Resikonya sangat besar untuk anggota saya, makanya kalau mereka sudah menerobos kita tidak bisa berbuat apa-apa," pungkasnya.