Survei: Citra Firdaus-Ayat Periode II Buruk, Konsep Kota Madani Tak Jelas

Firdaus-poling.jpg
(Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pengamat Komunikasi Politik Aidil Haris menilai citra Wali Kota Pekanbaru Firdaus bersama Wawako Ayat Cahyadi sangat merosot di penghujung kepemimpinannya menjelang 2022 mendatang.

"Saya melihat citra Firdaus dan Ayat buruk sekali. Survei kualitatif menunjukkan bahwa kerja Firdaus-Ayat di periode kedua ini amburadul,"ungkap Aidil, Jumat, 26 Februari 2021.

Akademisi UMRI ini menyebut survei kualitatif di beberapa kecamatan kelurahan dari berbagai kelas dan strata Ketika ditanya tentang Firdaus langsung menghujat, bukan memberikan statement. Hal ini bukti Firdaus gagal di periode kedua.

Ia menyebut, hal ini termasuk disampaikan beberapa pejabat dan ASN yang menyebut Kepemimpinan Firdaus jauh dari harapan. Termasuk konsep kota Madani yang tidak berhasil.

"Madani yang dia konsep itu tidak kelihatan. Tidak sesuai dengan makna sesungguhnya," ungkapnya.



Lebih jauh, Ia menyebut apabila menggunakan survei kuantitatif, maka bisa dipastikan mayoritas akan memberi nilai negatif kepada Firdaus-Ayat.

"Dengan sampling error 3 persen saja, dengan smapel 1100 orang, Saya yakin 80 persen menyatakan tidak puas dengan kepemipinan Firdaus-Ayat," jelasnya.

Menurutnya, Demokrat dan PKS seharusnya mengambil tindakan menegur kadernya ini agar bekerja lebih baik.

"Kita sangat menyayangkan Demokrat PKS tidak memiliki agenda apapun atas hal ini. Seharusnya partai politik menjalankan fungsi control terhadap orang yang diusulkan ini," ungkapnya.

Seharusnya, partai yang juga memiliki kekuatan di legislatif harus menggunakan fungsi check and balance. Namun ia melihat Demokrat dan PKS justru abai atas hal ini.

"Jangan dibiarkan saja, ini akan berdampak pada Demokrat, PKS. Hari ini mereka tidak bersuara padahal perwakilannya di DPRD kan ada. Ini yang kita sayangkan," tutur Aidil.

Hal ini disebut Aidil tak lepas dari ujung karir politik Firdaus yang tak mungkin lagi maju sebagai Wali kota. Seharusnya atas hal ini Demokrat dan PKS harus memperingatkan sehingga pamor keduanya tak ikut digerus pamor Firdaus-Ayat.

"Firdaus tidak lagi concern mengurus Pekanbaru, hal mendasar seperti ini saja tidak diperhatikan. Dia tidak lagi maju, tapi Demokrat dirugikan, PKS dirugikan," tutup Aidil.