Elpiji Sebenarnya Tidak Berbau, Bebauan Sengaja Ditambahkan, Ini Alasannya!

gas-melon2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Hampir semua orang pasti pernah mencium bau elpiji. Baunya yang menyengat langsung bikin penghuni rumah mawas diri.

Ternyata elpiji yang asli sebenarnya tidak berwarna dan tidak berbau. Elpiji secara resmi ditulis LPG. Singkatan dari Liquid Petroleum Gas.

Menurut Ali Akbar, petugas di Terminal LPG PT Opsico Tanjung Mas Semarang, elpiji yang dipasarkan oleh Pertamina hanya satu dari tiga jenis. Masing-masing memiliki derajat panas berbeda sehingga peruntukannya juga berbeda.

"Yang pertama propane LPG, kemudian butane LPG dan terakhir adalah campuran. Yang terakhir itulah yang dikelola Pertamina," kata Ali Akbar ketika diadakan Edutrip bagi para finalis Citizen Journalist Academy Energi Muda Pertamina Semarang, Kamis, 19 Oktober 2017.

Mendengar penjelasan ini, para finalis menjadi terperangah. Niken Nining Aninsi, finalis CJA Energi Muda Pertamina Semarang dari kelas menulis melaporkan, bau yang ada pada elpiji yang dipasarkan itu memang sengaja ditambahkan.



Kepada finalis CJA EMP Semarang itu, Ali Akbar menjelaskan bahwa produk elpiji yang dipasarkan Pertamina merupakan campuran hasil blending 50:50 gas propana (C3H8) dan butana (C4H10).

"Gas ini memiliki suhu yang sangat dingin, sekitar -45֯ derajat Celcius. Jika dilepas, sangat cepat menyebar di udara. Itulah sebabnya kita tambah bebauan sebagai indikator jika ada kebocoran sehingga mengurangi resiko terjadinya ledakan atau kebakaran," kata Ali.

Kebocoran tabung elpiji memang berbahaya, namun sesungguhnya tidaklah beracun. Jika tiba-tiba tercium bau menyengat seperti durian, itu artinya terjadi kebocoran tabung dan gas mulai menyebar.


Lalu dari mana asal bau khas elpiji yang menyengat?

"Tiap elpiji yang dikemas, diberi komponen tambahan berupa ethyl mercaptan (C2H5SH). Ini semacam senyawa sulfur atau belerang," kata Ali.

Jadi benarkah gas elpiji bau durian?

"Hanya mirip bau durian, tapi kalau jumlahnya sedikit. Bedanya ini lebih menyengat," kata Aulia Rachma, finalis CJA EMP Semarang dari kelas presenter yang mengikuti Edutrip Pertamina. Artikel ini sudah terbit di Liputan6.com