(istimewa)
Rabu, 27 Januari 2021 08:52 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAU ONLINE, KAMPAR-Janda empat anak warga RT 06 RW. 03, Dusun II, Desa Koto Mesjid, Kecamatan Xlll Koto Kampar, Kabupaten Kampar tinggal di rumah yang sangat tidak layak.
Janda bernama Rosmiati (52), ini sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah.
Sehari-hari Rosmiati hanya berkerja sebagai penderes karet. Hasil satu minggu menderes hanya sebesar 20 Kg. Dengan asumsi karet dihargai Rp 10 ribu per kilo, maka Rosmiati hanya memiliki penghasilan sebesar Rp 800 ribu per bulan.
Pendapatan sebesar itu sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama anak-anaknya.
Rosmiati yang ditemui wartawan di rumahnya, Selasa 26 Januari 2021 sore mengatakan, setelah ditinggal suaminya meninggal dunia sejak sepuluh tahun yang lalu. Kini, janda tua itu cukup kesulitan untuk menafkahi keluargaannya, apalagi tiga anak-anaknya masih bersekolah.
"Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, saya masih kesulitan. Apalagi ini anak-anak masih sekolah,” ucapnya sedih.
Baca Juga
Pantauan wartawan, kondisi rumah tersebut sangat memprihatinkan. Kayunya sudah banyak yang lapuk. Dinding bilik serta atapnya pun sudah rusak dan berlubang, jika turun hujan kondisi atap rumah bocor sehingga air merembes dalam rumah.
Rosmiati
“Beginilah kondisi rumah saya, sekedar untuk berteduh dari terik matahari dan bila turun hujan atapnya bocor dan airnya merembes kemana-mana. Kondisi ini tidak nyaman, apalagi hujan malam anak-anak tidak bisa tidur,” ungkapnya dengan mata sembab.
"Yang saya butuhkan saat ini, adalah kepedulian pemerintah dalam membantu penyediaan rumah layak huni, seperti untuk membangun dinding rumah saya ini,“ ujarnya
Rosmiati sangat berharap kepedulian dari Bupati dan Wakil Bupati sekarang untuk memperbaiki rumahnya sehingga menjadi rumahnya menjadi layak dihuni.
“Bupati dan anggota dewan kami berharap bisa membantu dan memperhatikan kondisi rumah kami," tutur Rosmiati.
Rosmiati mengungkap, selama ini memang ada yang datang mendokumentasikan rumah reotnya. "Beberapa kali ada yang datang untuk mengambil foto rumah kami, tetapi hingga hari ini belum ada bantuan yang turun. Sekali lagi kami berharap kemurahan hati untuk membantu kami,” harapnya.