Tinggal Serumah dan Punya Nama Mirip Bikin Puskesmas Salah Tulis Nama

zaini-rizaldi-pku.jpg
(olivia)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Beberapa waktu lalu, almarhumah Wirsamsiwarti merupakan pasien negatif Covid-19.

Hal ini dibuktikan dari surat hasil swab yang dikeluarkan pihak RS Ibnu Sina. Di hari Rabu, 30 September 2020, nama Wirsamsiwarti tercantum dalam daftar data jenazah pasien Covid-19 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru sehingga jenazah Wirsamsiwarti harus dimakamkan dengan prosedur pemakaman Covid-19.

Terkait hal ini, Sekretaris Diskes, Zaini Rizaldy mengatakan, informasi sengaja meng-Covidkan  itu tidak benar adanya.

Pihaknya tidak ada niat sedikitpun untuk melakukan hal tersebut. Kasus ini bermula karena yang bersangkutan mempunyai saudara kandung. Kakak beradik dengan tempat tinggal yang sama.

 

“Jadi ini bermula dari kronologis yang pertama, adik almarhum dengan nama Wirsamsiwarli hanya berbeda satu huruf dengan Wirsamsiwarti. Warti dengan Warli,” katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID, Selasa, 20 Oktober 2020.

Zaini menjelaskan, Wirsamsiwarli adik almarhumah, ditanggal 5 September mendatangi Puskesmas Karya Wanita.

Petugas di puskesmas mencatat nama Wirsamsiwarli berdasarkan KTP yang ada. Jadi disana dicatat nomor NIK, umur, alamat, itu semua atas data milik Wirsamsiwarli.

Namun, pada nama yang bersangkutan, ada kesalahan penulisan dimana Wirsamsiwarli menjadi Wirsamsiwarti.

“Hal ini mungkin, mungkin ya, karna saat yang bersamaan juga, puskesmas sedang melakukan tes swab sebanyak 73 orang,” ujarnya.

Di tanggal 7 September, keluar hasil Wirsamsiwarli positif dan itu tercatat didalam databese.



Kemudian, almarhumah Wirsamsiwarti yang telah meninggal dunia, itu sebenarnya tanggal 21 September berobat ke Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina dengan tidak sebagai Covid-19.

Namun ditanggal 26, terjadi perubahan dimana didapati adanya keluhan demam, batuk, dan sesak. Atas dasar keluhan itu dan karena ada  juga riwayat kontak dengan yang positif, maka pihak RS Ibnu Sina melakukan pemeriksaan rongsen.

Saat itu, dari hasil rongsen  ditemukan kearah pneumonia. Pihak RS menyarankan untuk melakukan pengambilan swab.

“Pemeriksaan swab dilakukan dihari itu juga, tanggal 26. Tanggal 27-nya,  dilakukan pemeriksaan swab yang kedua,” kata Zaini.

Zaini kembali melanjutkan penjelasannya, pada tanggal 28, keadaan Wirsamsiwarti memburuk. Tepat pukul 23.15 WIB, informasi dari RS Ibnu Sina, Wirsamsiwarti meninggal dunia.

Pada saat meninggal dunia, hasil swab, baik yang pertama maupun yang kedua belum keluar, maka pihak RS memperlakukan penyelenggaraan jenazah sesuai protokol Covid-19 dan dikebumikan ditempat yang disiapkan oleh pemerintah.

Besoknya, di tanggal 29 setelah dikebumikan, barulah muncul hasil swab yang pertama negatif.

Malamnya, hasil swab kedua juga negatif. Namun karna ini sudah dikebumikan, kita juga otomatis tidak bisa langsung saat itu memindahkan yang bersangkuta kekuburan biasa.

Zaini juga mengatakan, ia mewakili Diskes menyamaikan permohonan maaf atas kejadian seperti ini.

“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa keluarga almarhum Wirsamsiwarti dan keluarga. Mudah-mudahan beliau khusnul hotimah dan sabar menerima cobaan,” katanya.

Zaini berujar, pihaknya  juga sudah mendatangi rumah bersangkutan untuk memohon maaf kepada keluarga Wirsamsiwarti dan Wirsamsiwarli. Pihak keluarga Wirsamsiwarli sudah memafkan, tapi keluarga  Wirsamsiwarti itu yang sampai saat ini belum bisa menerima.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pekanbaru, Mohd Noer pun turut mengklarifikasi kesalahan status pasien yang disebut di-covidkan. 

 Pasien atas nama Wirsyamsiwarti yang meninggal setelah dinyatakan Covid-19 padahal tidak, ternyata adalah kakak dari Wirsyamsiwarli, yang memang positif Covid-19. 

 

"Jajaran dinas kesehatan turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya ibu Wirsyamsiwarti. Ada dua nama yang mirip, dengan alamat yang sama. Inilah yang membuat kesalahan input dari kawan-kawan di Puskesmas Karya Wanita" jelas Noer kepada RIAUONLINE, Senin, 19 Oktober 2020. 

 

Berdasarkan keterangan yang disampaikan kepada wartawan diketahui terdapat pasien atas nama Wirsyamsiwarti yang dirawat di Ibnu Sina sementara disaat bersamaan sang adik, Wirsyamsiwarli dinyatakan positif dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

 

Keduanya tinggal di alamat yang sama sehingga terjadi kesalahan input oleh Puskesmas Karya Wanita. 


M. Noer menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan, apalagi "menguangkan" pasien positif Covid-19. "Tidak ada unsur kesengajaan apalagi menguangkan status Covid-19 pasien. Kita bekerja untuk kemanusiaan" tegasnya.