LAM Kritisi Pakaian Adat Datuk yang Dikenakan Kapitra Ampera

Datuk-Oka-Tabrani.jpg
(Hasbulah Tanjung)

Laporan: HASBULLAH TANJUNG

RIAUONLINE, PEKANBARU - Budaya Melayu memiliki kekayanaan adat istiadat, yang mengatur seseorang dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya terkait pakaian adat.

Mengenakan pakaian adat juga tak bisa sembarangan, melainkan ada aturannya. Inilah yang melatarbelakangin kritik anggota Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru, Datuk Oka Tabrani terhadap Kapitra Ampera.

Budayawan Pekanbaru ini mengaku heran dengan tidak jelasnya aturan penggunaan pakaian adat Melayu beberapa waktu belakangan. Teranyar, ia mempertanyakan penggunaan pakaian adat Datuk saat pemberian gelar adat kepada Presiden Jokowi oleh beberapa orang. Salah satunya Caleg PDIP Kapitra Ampera.

"Kapitra Ampera ini siapa? Siapa yang mengizinkan dia mengenakan pakaian adat serta tanjak Datuk?" ungkap Datuk Oka Tabrani yang juga menjadi duta kebudayaan provinsi Riau ini, Jumat, 28 Desember 2018.

Dikatakan Datuk Oka, ada beberapa orang yang pantas mengenakan pakaian adat Datuk yang sudah di tetapkan dalam adat Melayu.

"Orang keturunan bangsawan karena itu pakaian dirinya, Kapitra Ampera ini siapa zuriyatnya?," ceritanya saat berbincang dengan RIAUONLINE.


Kemudian orang yang dituakan dan sudah diberi gelar maupun akan dianugerahi gelar juga diberikan hak untuk mengenakan pakaian adat Datuk berwarna hitam dengan motif berwarna kuning emas ini.

Lalu, ada pemuka masyarakat dan orang terpandang di Riau, namun orang tersebut juga harus memiliki dan diakui sifat dermawannya.

"Jangan salah memakai, agar aib tidak terurai, apabila kerja sudah menyalah, sembarang hasil tidak semegah, artinya dari awal saja sudah tidak bagus," ia berucap.

Bagi kami orang Melayu, sambungnya, biar bersimbah peluh di badan, takkan pernah kami menyingkap baju basahan.

"Itu artinya marwah orang Melayu tinggi, orang Melayu tidak pernah menyingkap bajunya di tengah keramaian apapun kondisinya," tambahnya.

"Kalau sudah pandai duduk, sudah pandai mendudukkan diri, kalau sudah pandai tegak, pandailah menegakkan kaki, maksudnya tahu dimana tempatnya berada," tutupnya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id