RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kabar akan pemberian gelar adat kepada Presiden Joko Widodo oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) semakin menguak dan membuat tokoh adat Riau Syarwan Hamid menjadi berang.
Sebagai bentuk luapan emosinya, Syarwan Hamid beserta sejumlah tokoh adat lainnya mengancam untuk mempertimbangkan mengembalikan gelar adatnya kepada LAMR.
"Saya dan beberapa tokoh lainnya keberatan dengan pemberian gelar dalam kurun waktu ini, kami akan mempertimbangkan untuk mengembalikan gelar yang diperoleh jika LAM memaksakan kehendaknya," tutupnya.
Untuk diketahui, Syarwan Hamid dianugerahi gelar Datuk Sri Lela Setia Negara pada 26 November 2000.
Baca Juga: Kritik Gelar Adat Untuk Jokowi, LAMR Dinilai Milik Pribadi
Mantan Menteri Dalam Negeri Kabinet Reformasi ini menuding pemberian gelar adat ini bukan diprakarsai oleh LAMR namun hanya oleh ketua LAM saja. Ini dibuktikan dengan tidak adanya konsultasi LAM dengan pemuka masyarakat Riau.
"Saya bertanya kepada Syahrir (Ketua DPH LAM), apakah anda layak memprakarsai pemberian gelar itu, tanpa berembuk dgn Pemuka masyarakat lainnya?" ungkap Pensiunan jenderal bintang tiga ini, Minggu, 25 November 2018.
Syarwan juga menilai bahwa LAM adalah personifikasi dari pribadi Syahrir, padahal katanya LAM adalah organisasi tempat tokoh masyarakat bermusyawarah tentang adat istiadat, budaya dan Marwah kemelayuan.
Klik Juga: Syarwan Hamid: Apa Jasa Jokowi Untuk Riau Sehingga LAM Beri Gelar Adat
"Selama ini terkesan Syahrir telah memposisikan LAM sebagai lembaga pribadinya dan sulit diajak berdialog," tuturnya
"Jika kalian menganggap Jokowi banyak berjasa untuk Riau, seberapa besarkah jasanya? Bisakah dibandingkan dengan sumbangan negri melayu ini kepada Pemerintah? Tak ada apa-apanya," tegasnya.
Apalagi, kata Syarwan, momentum pemberian gelar itu bersamaan dengan waktu Pilpres, sehingga sangat kental nuansa politiknya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id