Tak Setuju dengan LAM, Pelajar dan Mahasiswa Riau Esok Demo Depan Istana

Jokowi-dengan-Tanjak-Melayu.jpg
(ISTANA KEPRESIDENAN)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Jelang mendekati Hari H penabalan Gelar Adat Datu Seri Setia Amanah kepada Presiden Joko Widodo, Sabtu, 15 Desember 2018, penolakan-penolakan masih saja diutarakan.

Jika sebelumnya, tokoh masyarakat Melayu Riau yang juga mendapat gelar Dari Seri Lela Negara Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, menolak bahkan akan mengembalikan gelar tersebut ke Lembaga Adat Melayau Riau (LAMR), jika tetap itu berlangsung.

Kini, muncul penolakan dari pelajar dan mahasiswa Riau. ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Riau (Hipemari) Jakarta, Riski Beradat, tidak menyetujui pemberian gelar tersebut.

Sebab, Riski menilai pemberian gelar adat ini terkesan politik mengingat tahun ini adalah tahun politik.



"Untuk urusan gelar Jokowi harus bisa bersabar dulu, minimal menunggu Pilpres selesai, karena waktu nya kurang tepat dengan kondisi Riau saat ini dan lagi masa masa politik juga," tuturnya, Kamis, 13 Desember 2018.

Ketimbang memberi gelar, Riski berharap LAMR sebagai tempat berkumpulnya tokoh Melayu Riau mendorong hal lain kepada Jokowi seperti pembangunan ekonomi dan infrastruktur.

"Ekonomi dan infrastruktur di Riau masih banyak yang belum kondusif, banyak seperti yang di rasakan langsung oleh masyarakat Riau saat ini, itu yang menjadi PR bagi Jokowi," jelasnya.

Penolakan ini, sambung Riski, akan ia sampaikan dalam unjuk rasa di Istana Negara, esok hari, Jumat, 14 Desember 2018.

Selain penolakan pemberian gelar ini, pihaknya juga akan mendesak pemerintah pusat menstabilkan harga hasil kebun Riau yang anjlok seperti Karet, sawit, dan kelapa.

Hipemari juga akan mendesak pemerintah pusat untuk memberantas mafia CPO, dan mensejahterakan masyarakat di lumbung migas.