Dua Perusahaan Besar Ini Bersaing Demi Kelola Blok Rokan Riau

Ilustrasi-Blok-Rokan.jpg
(INDUSTRI BISNIS.COM)

 

RIAU ONLINE - PT Chevron Pacific Indonesia dan PT Pertamina (Persero) tertarik untuk mengelola Blok Rokan, Riau pasca 2021. Saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi proposal dari kedua perusahaan ini.

Menurut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, proposal yang sudah masuk sebelumnya itu terkait program dari kedua perusahaan untuk bisa mengelola Blok Rokan. Sementara, Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengevaluasi proposal tersebut.

“Rokan sekarang lagi kita evaluasi. (Ada) Dua (proposal), Chevron dan Pertamina,” kata Archandra seperti dilansir dari Kumparan.com, Jumat, 20 Juli 2018.

Chevron akan menyerahkan proposal final hari ini. Adapun proposal Pertamina tentang Blok Rokan, kata Arcandra, masih ada yang kurang dari sisi komersial. Jadi, yang sampai ke mejanya baru proposal program Pertamina di Blok Rokan.



“Udah masukan, kita evaluasi. Sisi komersial mereka (Pertamina) minta waktu. Itu akan dimasukkan kemudian. Program dulu, lalu komersialnya nanti kemudian,” lanjut Arcandra.

Sisi komersial itu berupa bonus tanda tangan dan komitmen pasti yang akan ditawarkan Pertamina jika diberi kontrak untuk mengelola Blok Rokan. Adapun bagi hasil (split) serta syarat dan ketentuan (Term and Condition) kontrak sedang dibahas Kementerian ESDM.

“Semoga hari ini, saya enggak tahu juga deh. (Dimasukkan) ke SKK Migas dulu, evaluasi bareng ESDM,” jelasnya.

Chevron Pacific Indonesia akan mengakhiri kontraknya mengelola Blok Rokan pada 2021 mendatang. Namun, perusahaan migas raksasa asal Amerika Serikat itu sudah mengajukan perpanjangan kontrak.

Kendati demikian, Chevron harus bersaing dengan Pertamina yang juga tertarik untuk menggarap ladang minyak terbesar Indonesia itu.

Sementara, pemerintah menyatakan akan memilih kontraktor yang menawarkan keuntungan paling besar untuk negara.

Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 km2 saat ini masih mampu menghasilkan minyak hingga 210.000 bph, lebih dari seperempat produksi minyak nasional.